Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Matahari Mati? Begini Penjelasan Ilmuwan

KOMPAS.com - Keberadaan matahari sangat penting, terutama bagi kehidupan di Bumi. Jika tak ada matahari, tentu tak perlu menunggu waktu lama, kehidupan di planet kita akan kacau bahkan musnah.

Seperti yang diketahui, Bumi dan planet lainnya di galaksi Bimasakti berputar mengitari matahari.

Diameter Matahari mencapai 109 kali diameter Bumi, yakni 1,4 juta km. Ukuran matahari bahkan lebih besar dibandingkan benda antariksa lainnya di tata surya.

Akan tetapi, belum lama ini ilmuwan telah memprediksi waktu matahari akan redup atau mati dan akhir Tata Surya.

Sebelumnya, para astronom mengira saat matahari mati akan berubah menjadi nebula planet, yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya.

Tim astronom internasional menemukan bahwa nebula planet mungkin memang mayat Matahari.

Kapan Matahari mati?

Ilmuwan menjelaskan bahwa Matahari berusia sekitar 4,6 miliar tahun. Penghitungan itu berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama.

Berdasarkan pengamatan pada bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan, Matahari akan dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.

Dilansir dari Science Alert melalui KOMPAS.com, dalam waktu sekitar 5 miliar tahun lagi, Matahari akan berubah menjadi "raksasa merah".

Inti bintang akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas hingga orbit Mars. Para ilmuwan menjelaskan bahwa kecerahan Matahari terus meningkat sekitar 10 persen setiap satu miliar tahun.

Peningkatan kecerahan Matahari itu tidak banyak, tetapi ternyata itu dapat mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air kembali.

Beberapa penelitian telah menemukan, agar nebula planet yang terang dapat terbentuk, bintang awal harus berukuran dua kali lebih besar dari Matahari.

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2018 dengan menggunakan pemodelan komputer, seperti 90 persen bintang lainnya, Matahari kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah hingga berakhir menjadi nebula.

Astrofisikawan dari University of Manchester di Inggris, Albert Zijlstra mengatakan, ketika sebuah bintang mati, dia mengeluarkan massa gas dan debu selubungnya ke luar angkasa.

"Selubung itu bisa mencapai setengah massa bintang. Ini mengungkapkan bahwa kehidupan bintang sedang berjalan kemudian kehabisan bahan bakar hingga akhirnya mati," kata Zijlstra.

Zijlstra mengatakan, inti panas membuat selubung yang terlontar bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun, periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet dapat terlihat.

Model data yang dibuat tim peneliti sebenarnya memprediksi siklus hidup berbagai jenis bintang di alam semesta. Hal itu berfungsi untuk mengetahui kecerahan nebula planet yang terkait dengan massa bintang yang berbeda.

Nebula planet relatif umum di seluruh alam semesta yang dapat diamati. Beberapa nebula yang terkenal yakni Nebula Helix, Nebula Mata Kucing (Cat's Eye), Nebula Cincin (Ring Nebula), dan Nebula Gelembung (Bubble Nebula).

Nebula-nebula itu dinamai nebula planet bukan karena memiliki hubungan dengan planet, tetapi karena saat pertama kali ditemukan oleh William Hershel pada akhir abad ke-18, nebula itu mirip planet saat diamati dari teleskop.

Hampir 30 tahun yang lalu, para astronom memperhatikan sesuatu yang aneh. Nebula planet paling terang di galaksi lain semuanya memiliki tingkat kecerahan yang hampir sama.

Artinya secara teoritis, dengan melihat nebula planet di galaksi lain, para astronom dapat menghitung seberapa jauh nebula itu.

Akan tetapi, masih ada pertentangan mengenai hal tersebut yang belum terpecahkan hingga saat ini.

"Bintang tua bermassa rendah seharusnya membuat nebula planet jauh lebih redup daripada bintang muda yang lebih masif. Ini telah menjadi sumber konflik selama 25 tahun terakhir," ujar Zijlstra

Penelitian tahun 2018 telah memecahkan masalah ini dengan menunjukkan bahwa Matahari berada di sekitar batas bawah massa untuk sebuah bintang yang dapat menghasilkan nebula yang terlihat.

"Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi yang jauh, yang merupakan kisaran yang sangat sulit diukur, kami bahkan telah menemukan apa yang akan terjadi dengan Matahari ketika mati," kata Zijlstra.

(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/19/215454065/kapan-matahari-mati-begini-penjelasan-ilmuwan

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke