Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Burung Hantu Imut Mahakarya Durer

SATU di antara mahakarya akuarel Albrecht Durer berlabel tahun 1508 yang kini dipamerkan di Museum Albertina, Wina, Austria menampilkan sosok seekor burung hantu bersosok kecil mungil alias imut.

Olesan cat air bertema satwa belum terlalu populer di masa Rennaisance apalagi di luar Italia yang lebih mengutamakan obyek manusia.

Memang sebutan hantu pada nama burung hantu di dalam bahasa Indonesia terkesan menakutkan bahkan menyeramkan.

Namun pada hakikatnya penampilan ragawi burung hantu tidak selalu menyeramkan bahkan ada yang imut sehingga digemari sebagai hewan peliharaan domestik seperti anjing dan kucing.

Bahkan para petani sengaja memelihara burung hantu jenis pemburu sebagai pembasmi hama tikus.

Ada pula jenis burung hantu hidup di dalam tanah lebih mahir menggali tanah dan berlari dengan dua kaki ketimbang terbang seperti yang kerap ditemukan di lapangan golf.

Takhayul

Di ranah takhayul burung hantu sering dianggap sebagai pembawa sial bahkan maut. Apabila terdengar suara burung hantu maka banyak manusia menganggapnya sebagai omen bahwa akan ada manusia yang meninggal.

Takhayul semacam itu cukup kuat bertahan untuk diyakini sebab memang setiap insan selalu ada manusia yang meninggalkan dunia fana ini.

Mayoritas pribumi benua Amerika dari utara sampai selatan meyakini aura kematian hadir pada burung hantu maka kerap digunakan sebagai dongeng menakut-nakuti anak-anak agar jangan nakal agar tidak dimangsa burung hantu.

Meski ada pula suku pribumi Amerika yang menakhayulkan burung hantu sebagai lambang infertilitas maka meletakkan burung hantu sebagai mahkota totem.

Bahkan di Mongolia, burung hantu dipuja sebagai lambang keselamatan berkat kisah dongeng bahwa Jengis Khan diselamatkan oleh burung hantu yang bersarang di depan gua tempat Jengis Khan bersembunyi maka para musuh menduga mustahil ada manusia berlindung di sebuah gua di mana burung hantu bersarang.

Masyarakat Jepang meyakini burung hantu sebagai lambang keberuntungan maka menggunakan sosok satwa bermata belok ini sebagai talismean gantungan kunci atau kalung.

Mitologi India menampilkan sosok burung hantu sebagai vahana pendamping dewi Laksmi.

Masyarakat Yunani kuno berlanjut sampai Romawi memuja sosok burung hantu sebagai lambang kearif-bijaksanaan.

Namun para mahasastrawan Eropa mulai dari Shakespeare sampai Keats menampilkan burung hantu sebagai lambang kesialan ketimbang keberuntungan.

Ekosistem

Saya mulai mengenal burung hantu melalui lagu “Burung Hantu” yang lazim dinyanyikan oleh anak-anak termasuk saya dalam bentuk kanon menggunakan melodi yang sama dengan Frere Jacques.

Saya pribadi tertarik pada burung hantu bukan secara superstisius namun sebagai sesosok mahluk hidup ciptaan Yang Maha Kuasa yang memang menarik untuk dihayati secara visual estetikal mau pun secara hayati biologikal.

Para ilmuwan ornitologi sampai masa kini telah mendeteksi sekitar 250 jenis burung hantu yang terbagi mejadi keluarga Tyto, Phidilus dan Tytonidae.

Pada dasarnya burung hantu adalah carnivora mulai dari pemakan serangga sampai kelinci bahkan sesama burung hantu ukuran lebih kecil ketimbang Sang Predator.

Jelas bahwa burung hantu merupakan bagian melekat pada keanekaragaman hayati di planet bumi sebagai bagian vital ekosistem di planet bumi yang cuma satu dan satu-satunya ini.

 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/25/131319565/burung-hantu-imut-mahakarya-durer

Terkini Lainnya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke