Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Roket China Jatuh di Samudera Hindia, Ini Lokasinya!

Seperti dikutip dari BBC, sebagian besar roket hancur selama kembali ke Bumi, tetapi bagian lainnya mendarat di lokasi 72,4 derajat bujur timur dan 2,65 derajat utara.

Disebutkan bahwa roket tersebut mendarat di sebelah barat Maladewa.

Media pemerintah China menyampaikan bahwa bagian dari roket tersebut masuk kembali ke atmosfer pukul 10.24 waktu Beijing, pada hari Minggu (9/5/2021).

Sebelumnya, situs pelacakan AS dan Eropa telah memantau jatuhnya Long March-5b yang tidak terkendali ini.

“Mengkonfirmasi Long March-5b China masuk kembali ke atas Semenanjung Arab. Tidak diketahui apakah puing-puing itu berdampak pada tanah atau air,” kata Komando Luar Angkasa AS.

Adapun sebelum roket masuk kembali ke Bumi, muncul kekhawatiran puing-puingnya bisa jatuh di daerah yang tidak berpenghuni.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, China telah lalai dalam membiarkan roket jatuh dari orbit.

Dengan berat 18 ton, roket ini menjadi salah satu item terbesar dalam beberapa dekade yang masuk tanpa arah ke atmosfer.

Kronologi

Melansir CNN, roket dengan tinggi sekitar 108 kaki dan berat hampir 40.000 pon telah diluncurkan pada 29 April 2021.

Segmen utama dari roket Long March-5b meluncurkan modul pertama stasiun luar angkasa baru China.

Setelah bahan bakar habis, roket ini dibiarkan meluncur di luar angkasa tanpa terkendali, sampai gravitasi bumi menyeretnya kembali ke tanah.

Secara umum, komunitas luar angkasa internasional berusaha menghindari skenario seperti ini.

Kebanyakan roket yang digunakan untuk mengangkat satelit dan objek lain ke luar angkasa melakukan re-entry yang lebih terkontrol dengan mengarah ke laut, atau roket tertinggal dalam apa yang disebut orbit kuburan, yang membuat roket tetap berada di luar angkasa selama beberapa dekade atau abad.

"Tapi roket Long March dirancang sedemikian rupa sehingga meninggalkan tahapan besar ini dalam orbit rendah," kata Jonathan McDowell, astrofisikawan di Pusat Astrofisika di Universitas Harvard.

Dalam hal ini, tidak mungkin untuk memastikan secara pasti terkait waktu dan lokasi booster akan mendarat.

Perkiraan zona risiko

Badan Antariksa Eropa telah memperkirakan zona risiko yang mencakup setiap bagian permukaan bumi, yakni hampir semua Amerika di selatan New York, seluruh Afrika dan Australia, sebagian Asia selatan Jepang dan Eropa Spanyol, Portugal, Italia dan Yunani.

Roket itu merupakan salah satu objek terbesar yang menghantam Bumi setelah jatuh dari orbit.

Terlepas dari upaya yang baru-baru ini dilakukan untuk mengatur dan memitigasi puing-puing ruang angkasa dengan lebih baik, orbit Bumi dipenuhi dengan ratusan ribu potongan sampah yang tidak terkendali, yang sebagian besar berukuran lebih kecil dari 10 sentimeter.

Objek terus-menerus jatuh dari orbit, meski sebagian besar bagian terbakar di atmosfer bumi sebelum sempat menabrak permukaan.

Namun, bagian dari objek yang lebih besar seperti roket Long March, dapat bertahan masuk kembali ke Bumi, serta mengancam bangunan dan orang di darat.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/09/130301965/roket-china-jatuh-di-samudera-hindia-ini-lokasinya

Terkini Lainnya

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke