Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Negara Dihantam Gelombang Baru Covid-19, Ini Peringatan Epidemiolog

Adapun beberapa negara yang dimaksud yakni, India, Filipina, Papua Nugini, dan sejumlah negara di Eropa, serta Amerika Serikat.

Adanya peningkatan kasus Covid-19 dan gelombang ketiga, Menkes mengimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, dari memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Bagaimana situasi Indonesia saat ini? Apakah berpotensi terjadi gelombang kedua? Berikut penjelasannya.

Penjelasan epidemiolog

Pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama mengatakan, munculnya gelombang baru infeksi umumnya terjadi karena adanya pelonggaran protokol kesehatan.

"Sebagian besar gelombang naiknya terjadi karena ada pelonggaran protokol terutama di tempat publik, contoh di India, Chili, dan Thailand," ujar Bayu saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (21/4/2021).

Menurutnya, tindakan pencegahan gelombang baru dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, walaupun daerahnya berada di zona hijau atau kuning.

Selain itu, Bayu mengimbau kepada pemerintah dan masyarakat untuk berhati-hati dengan kebijakan pembukaan sekolah.

Sebab, jika tidak berhati-hati dan tidak melakukan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, maka pembukaan kembali seklah dapat memicu klaster penularan seperti yang terjadi saat ini.

Gelombang pertama belum usai

Sementara itu, gelombang baru virus corona atau reinfeksi yang dialami orang-orang di seluruh dunia masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.

"Kalau reinfeksi artinya orang yang sudah pernah kena bisa terkena lagi, namun kasus ini jumlahnya sedikit," ujar Bayu.

Ia menambahkan, di Indonesia belum terjadi gelombang kedua infeksi virus corona.

Sebab, di Indonesia masih mengalami gelombang pertama infeksi virus corona.

Meski begitu, pemerintah dan masyarakat tidak boleh abai atau lengah dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan.

"Tapi, peningkatan kembali sangat mungkin terjadi di Indonesia, terutama ketika libur panjang," ujar Bayu.

"Karena saat libur panjang akan banyak orang-orang yang mengunjungi tempat umum, seperti mall, tempat wisata, restoran, dan lainnya," lanjut dia.

Menilik Indonesia masih melakukan vaksinasi, Bayu menegaskan bahwa mereka yang penyintas pun masih bisa terkena virus corona kembali.

Namun, jika penyintas sudah melakukan vaksinasi, maka peluang untuk kembali tertular virus corona menjadi sangat kecil.

"Peluangnya makin kecil lagi untuk reinfeksi," ujar Bayu.

Soal gelombang kedua

Melansir Kompas.com, (22/6/2020), Akademisi di University of Warwick, Mike Tildesley menjelaskan bagaimana suatu gelombang telah berakhir.

Gelombang telah berakhir jika penyebaran virus corona harus dikontrol dan jumlah kasusnya harus benar-benar turun.

Sedangkan, gelombang kedua bisa dikatakan muncul saat jumlah kasus positif virus corona terus mengalami peningkatan.

Di sisi lain, lonjakan kasus tinggi di India yang menyebabkan mereka harus melawan gelombang kedua virus corona yang parah.

Disebutkan juga bahwa ada sejumlah gejala baru dari mutasi virus corona di India.

Gejala-gejala tersebut antara lain, sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot, demam, menggigil, mual dan muntah, pusng, tidak ada produksi air liur, dan muncul ruam pada kulit.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/21/180000565/sejumlah-negara-dihantam-gelombang-baru-covid-19-ini-peringatan-epidemiolog

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke