Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Update Corona 14 April: 10 Negara dengan Kasus Tertinggi | Jutaan Orang Mudik, Kasus Covid-19 di Iran Melonjak

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19. Melansir data dari laman Worldometers, hingga Rabu (14/4/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 137.990.445 (137 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 110.897.982 (110 juta) pasien telah sembuh, dan 2.970.716 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 24.121.747 dengan rincian 24.017.001 pasien dengan kondisi ringan dan 104.746 dalam kondisi serius.

Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, pasien pulih, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Selasa (13/4/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 5.702. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 1.577.526 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 6.349 orang. Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 1.426.145 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 126 orang. Sehingga jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 42.782 orang.

Malaysia alami gelombang keempat Covid-19

Malaysia mungkin akan menghadapi gelombang keempat Covid-19 menyusul situasi terkini dengan peningkatan rasio reproduksi dasar (RO) infeksi dan penambahan kasus harian di sejumlah negeri (provinsi) saat ini.

Dilaporkan langsung dari Kuala Lumpur oleh Antara, Selasa (13/4/2021), Menteri Senior Pertahanan, Ismail Sabri Yaakob mengatakan, hampir keseluruhan negeri saat ini mencatatkan perkembangan yang tidak stabil.

Dia menuturkan, secara keseluruhan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyatakan status kasus Covid-19 di beberapa negeri menunjukkan tren tidak stabil dan RO melebihi angka satu.

"Tingkat infeksi Covid-19 atau RO untuk mengantisipasi kasus harian pada 11 April 2021 pada seluruh negara naik kembali ke 1,06. Berdasarkan negeri, Terengganu mencatat RO tertinggi adalah 1,56," katanya.

Ismail Sabri setuju melanjutkan status enam negeri di bawah Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat (PKPB) yakni Selangor, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Johor, Pulau Pinang, Kelantan dan Sarawak.

Iran pada Selasa melaporkan rekor 24.760 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir, saat negara Timur Tengah yang paling parah terdampak pandemi itu menghadapi gelombang keempat virus corona.

Dilansir dari Reuters, otoritas menuding lonjakan itu disebabkan oleh jutaan orang yang melakukan perjalanan selama Tahun Baru Iran bulan lalu dan pertemuan keluarga yang tidak memperhatikan protokol kesehatan pemerintah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan, sebanyak 24.760 kasus telah teridentifikasi, sehingga totalnya menjadi 2.118.212 kasus.

Sementara itu, terdapat juga penambahan korban meninggal sebanyak 291, tertinggi sejak 9 Desember, sehingga total korban meninggal menjadi 65.055.

Lari menambahkan, 295 daerah ditetapkan sebagai zona merah alias berisiko sangat tinggi, dan 99 daerah termasuk zona oranye berisiko tinggi, 45 daerah zona kuning dan hanya 9 daerah yang masuk zona biru alias berisiko rendah.

Masih dari sumber yang sama, otoritas kesehatan Korea Selatan pada Selasa mengatakan, mereka akan mempertimbangkan penggunaan alat tes Covid-19 mandiri meski akurasinya relatif kecil.

Hal tersebut setelah Wali Kota baru Seoul, Oh Se-hoon meminta persetujuan penggunaan alat tes mandiri.

Namun demikian, pemerintah enggan mengizinkan alat tes mandiri itu mengingat tingkat akurasi yang lebih rendah dibanding alat tes PCR buatan pabrik dan tes cepat khusus yang sudah tersedia.

Kemungkinan hasil negatif palsu lebih tinggi, kata otoritas, sebab beban virus yang tinggi di saluran hidung terkadang penting untuk memastikan hasil yang akurat.

Sejumlah pemimpin pemerintah daerah dan ahli menyoroti perlunya penggunaan alat tes Covid-19 mandiri sebagai instrumen tambahan dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran gelombang keempat wabah virus corona.

Kolombia lockdown 3 hari

Ibu kota Kolombia, Bogota, akan mengulangi penguncian selama tiga hari pada akhir pekan ini dalam upaya untuk memperlambat infeksi virus corona

Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Claudia Lopez seperti diberitakan kantor berita Reuters, Selasa (14/4/2021).

Dalam konferensi persnya, Lopez mengatakan, penguncian serupa akhir pekan lalu telah membantu memperlambat penularan infeksi.

Masyarakat harus tetap berada di rumah pada Jumat hingga Minggu, dan batasan kapan orang dapat berbelanja berdasarkan nomor ID mereka akan terus berlanjut.

Unit perawatan intensif di Bogota memiliki tingkat hunian 76 persen, lebih rendah dari kota lain seperti Medellin, yang juga memberlakukan tindakan karantina.

Wabah Covid-19 yang melonjak di Brasil semakin memengaruhi orang yang lebih muda.

Data dari rumah sakit menunjukkan bahwa bulan lalu mayoritas yang berada dalam perawatan intensif (ICU) berusia 40 atau lebih muda.

Laporan itu dirilis oleh Asosiasi Pengobatan Intensif Brasil (AMIB) pada akhir pekan lalu dengan dasar data lebih dari sepertiga dari semua bangsal perawatan intensif negara itu.

Ditemukan peningkatan yang signifikan pada orang muda yang dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Untuk pertama kalinya sejak wabah mencapai Brasil tahun lalu, 52 persen tempat tidur ICU diisi oleh pasien berusia 40 tahun atau lebih muda.

Hal itu melonjak 16,5 persen dibandingkan dengan tingkat hunian kelompok usia tersebut antara Desember dan Februari.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/14/081500765/update-corona-14-april--10-negara-dengan-kasus-tertinggi-jutaan-orang-mudik

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke