Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kesalahan dalam Penggunaan Kondisioner, Berujung Rambut Tetap Kasar

Sampo berguna untuk mencuci rambut dan membersihkan rambut dari sel kulit kulit mati, keringat dan sisa-sisa produk perawatan rambut yang menempel di rambut dan kulit kepala.

Sebagian besar sampo mengandung zat kimia yang bisa merusak folikel rambut. Pemakaian sampo tanpa kondisioner bisa berujung pada rambut yang kering, kasar dan susah ditata meskipun sudah dicuci bersih.

Kondisioner sendiri mengandung alkohol berlemak, humektan yang bisa menjaga kelembaban, dan minyak yang bisa melembutkan rambut.

Melansir dari Healthline, rambut yang kering dan kasar usai dicuci dengan sampo bisa dilembutkan kembali dengan kondisioner.

Namun sayang, dalam pengaplikasiannya, ternyata masih banyak yang kurang tepat dalam menggunakan kondisioner. Sehingga efek lembut, lembab dan berkilau tak bisa optimal.

Beberapa kesalahan penggunaan kondisioner

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan banyak orang dalam mengaplikasikan kondisioner.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Mengaplikasikan kondisioner hingga ke akar rambut

Pengaplikasian kondisioner beda dengan penggunaan sampo. Jika sampo berfungsi membersihkan rambut hingga ke kulit kepala, tak begitu dengan kondisioner. 

Kondisioner hanya bermanfaat untuk melembutkan dan melembabkan helai-helai rambut saja.

Jadi ketika Anda mengoleskan kondisioner hingga ke kulit kepala, Anda malah membuat kulit kepala semakin berminyak dan semakin berpotensi menjadi kotor.

2. Mengoleskan kondisioner secara acak

Sekali lagi, ada perbedaan dalam pemakaian sampo dan kondisioner. Jika dalam bersampo Anda bisa secara acak meletakkan beberapa tetes ke rambut dan memijat rambut ke segala arah, tak bisa begitu dengan penggunaan kondisioner.

Ketika rambut dipijat dengan krim kondisioner secara acak, helai-helai rambut justru tak bisa terlapisi minyak secara merata.

Jadi sebaiknya, aplikasikan kondisioner ke ujung rambut, kemudian dengan jari-jemari atau sisir besar, tarik kondisioner ke bawah seperti ketika Anda tengah menyisir rambut.

3. Tak memberi waktu conditioner meresap pada helai rambut

Kesalahan ketiga, adalah Anda tak memberi cukup banyak waktu untuk kondisioner meresap ke dalam setiap helai rambut.

Kebanyakan orang hanya mengoles, meratakan, kemudian langsung membilasnya dengan banyak air hingga bersih.

Padahal kondisioner butuh beberapa menit untuk bisa melapisi helai rambut secara merata dan maksimal.

Jadi setelah diratakan dari helai ke helai, diamkan dulu kondisioner selama beberapa menit baru dibilas dengan rata sampai bersih.

4. Mengaplikasikan terlalu banyak atau terlalu sedikit

Terlalu banyak menggunakan kondisioner akan membuat rambut terlalu lepek. Ketika dikeringkan, rambut akan terasa berat dan lengket.

Sedangkan jika Anda kurang dalam mengaplikasikan kondisioner, rambut akan tetap terasa kering dan kasar.

Untuk takaran pas, ambil saja sekitar dua tetes kondisioner, masing-masing sebesar uang koin. Kemudian aplikasikan ke rambut dan rasakan hasilnya.

Jika ketika disisir dengan jari masih tersendat dan tidak halus lancar, maka jumlah kondisioner masih kurang dan perlu ditambah.

Ingat, Anda tak perlu menggunakan kondisioner setiap kali berkeramas. Orang dengan rambut tipis dan licin, sebaiknya hindari terlalu sering menggunakan kondisioner agar rambut tak terlihat semakin tipis.

5. Salah memilih varian kondisioner

Di toko produk kecantikan, ada banyak sekali varian kondisioner.

Ada yang untuk rambut ikal, rambut kering, juga rambut yang diwarnai. Nah, pilih yang paling sesuai dengan kondisi rambut Anda.

Beberapa orang salah memilih jenis kondisioner sehingga hasil yang didapatkan pun tak bisa maksimal.

Jika rambut Anda normal, sebaiknya pilih kondisioner yang terbuat dari bahan-bahan natural seperti minyal alami dari jojoba atau dari kelapa.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/02/103000865/5-kesalahan-dalam-penggunaan-kondisioner-berujung-rambut-tetap-kasar

Terkini Lainnya

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke