Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mutasi Virus Corona Terus Bermunculan, Apa yang Perlu Kita Pahami?

KOMPAS.com - Varian baru virus corona SARS-CoV-2 terus bermunculan setelah varian baru yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil.

Terbaru, muncul virus diduga hasil rekombinasi dari varian B.1.1.7 yang ditemukan di Inggris dan varian B.1.429 yang ditemukan di California, Amerika Serikat.

Mengapa mutasi terus terjadi dan apa saja yang perlu kita ketahui soal ini?

Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman menjelaskan, munculnya strain baru SARS-CoV-2 umum terjadi pada wilayah yang tidak terkendali pandeminya.

Kemunculan strain baru ini berpotensi memperburuk situasi global dan nasional.

"Indonesia berpotensi melahirkan strain baru. Potensi Covid-19 menjadi endemi sangat tinggi," ujar Dicky kepada Kompas.com, Sabtu (20/2/2021).

Dicky mengatakan, tahun ini memang berpotensi menjadi tahun di mana banyak muncul mutasi virus yang berpotensi merugikan pengendalian pandemi.

Dia menyebutkan, beberapa negara yang tidak bisa mengendalikan pandeminya antara lain Brazil, Afrika Selatan, dan Inggris.

Adapun strain baru virus corona yang sudah tercatat resmi oleh WHO baru 3, yakni yang ditemukan di ketiga negara tersebut, berikut namanya:

  • Brazil: B.1.1.28.1
  • Afrika Selatan: B.1.351
  • Inggris: B.1.1.7 

Mencegah munculnya varian baru

 

Selain 3 varian baru di atas, Dicky menyebutkan, ada 7 varian baru yang ditemukan di Amerika Serikat, tetapi masih diteliti.

Menurut Dicky, masih ada varian lain yang belum ditemukan.

"Indonesia punya peluang ada strain baru. Itu bisa dijawab kalau survailance genomic kita bagus kuat memadai," kata dia.

Dicky mengatakan, pencegahan munculnya strain baru bisa dilakukan dengan strategi 3T dan 5M dalam pengendalian pandemi Covid-19.

Saat ini, total mutasi sudah mencapai puluhan ribu. Dia menyebut sudah 40.000-an, karena setiap bulan muncul, terutama di negara yang belum bisa mengendalikan pandemi.

Meski demikian, ia mengatakan, mutasi adalah hal yang wajar, apalagi virus RNA.

Yang perlu diwaspadai

Hal yang perlu diwaspadai adalah jika terjadi anomali genetik sehingga menyebabkan mutasi virus yang lebih cepat menular, viral load-nya tinggi, bisa menurunkan efikasi vaksin, dan sebagainya.

"Yang paling dikhawatirkan (mutasi yang) menimbulkan keparahan," kata Dicky.

Seperti yang terjadi di Afrika Selatan, lanjut Dicky, varian baru bisa menurunkan efikasi vaksin sekitar seperdelapannya.

Di Inggris, viral load-nya tinggi atau lebih cepat menular hingga 30 persen dan lebih mudah menyebabkan kematian.

"Kita harus menguatkan survailance kita. Virusnya sama SARS-CoV-2, penyakitnya sama Covid-19, cara penularannya sama, tapi yang berbeda adalah kode genetiknya, itu yang namanya mutasi," kata Dicky.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/21/090700765/mutasi-virus-corona-terus-bermunculan-apa-yang-perlu-kita-pahami-

Terkini Lainnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke