Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Cheetos, Lay's, dan Doritos Berhenti Produksi di Indonesia

Kabar soal penghentian produksi Cheetos, Lays, dan Doritos ini pun ramai diperbincangkan di media sosial sejak Kamis (18/2/2021).

Apa penyebab dihentikannya produksi ketiga snack ini di Indonesia?

Penyebab utamanya, karena berakhirnya perjanjian lisensi PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) dan PepsiCo.

Fritolay merupakan anak perusahaan PepsiCo yang berpusat di Amerika Serikat.

Produk PepsiCo yakni Lay's, Fritos, Doritos, Ruffles, Cheetos, SunChips, Tostitos, Rold Gold, Funyuns, dan Walkers.

Akan tetapi, yang didistribusikan di Indonesia hanya merek tertentu seperti Lay's, Doritos, dan Cheetos.

Corporate Secretary PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Gideon A Putro, menjelaskan, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL).

"Perseroan telah membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) yang dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V (Fritolay), afiliasi dari PepsiCo," ujar Gideon, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Ia mengatakan, Indofood CBP membeli saham sebesar 49 persen dari total seluruh saham yang telah diterbitkan IFL, dengan nilai transaksi Rp 494 miliar.

Dengan pembelian saham ini, kepemilikan saham PT Indofood CBP pada IFL bertambah dari awalnya 51 persen menjadi 99,99 persen dari total seluruh saham yang diterbitkan.  

Pembelian saham oleh Indofood CBP ini pula, maka IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo.

Perjanjian lisensi akan berakhir setelah IFL menyelesaikan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk dengan merek milik PepsiCo.

Penghentian produksi harus sudah selesai dalam waktu 6 bulan sejak dilakukannya transaksi.

Terhitung, waktu 6 bulan itu merupakan masa transisi yang akan berakhir pada Agustus 2021.

Penghentian produksi selama 3 tahun

Meski demikian, kata Gideon, penghentian produksi ini tidak selamanya berlaku, tetapi hanya berlaku selama 3 tahun.

"Fritolay, PepsiCo dan/atau pihak afiliasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan apa pun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama 3 tahun dari sejak berakhirnya Masa Transisi," ujar Gideon.

Sementara itu, pihak PepsiCo, seperti diberitakan Kompas.com, 17 Februari 2021, telah menyetujui penjualan saham minoritas yang dimiliki IFL kepada PT Indofood CBP.

Persetujuan ini sekaligus menyelesaikan hubungan kemitraan antara kedua pihak.

"Selanjutnya IFL akan menghentikan produksi, pengemasan, pemasaran, penjualan, dan pendistribusian produk PepsiCo di Indonesia pada bulan Agustus 2021," demikian pernyataan manajemen PepsiCo.

Dengan selesainya hubungan kemitraan ini, PepsiCo tidak memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan yang bersaing dengan produk IFL di Indonesia dalam 3 tahun ke depan.

PepsiCo menilai, Indonesia memiliki prospek industri makanan ringan yang kuat. 

"PepsiCo akan terus menawarkan produk Quaker Oat kami di Indonesia dan kami berharap dapat kembali lagi ke pasar Indonesia dengan produk seperti Lay's, Doritos, dan Cheetos sesegera mungkin," demikian PepsiCo.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/19/121000265/penyebab-cheetos-lay-s-dan-doritos-berhenti-produksi-di-indonesia

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke