Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksin Nusantara

KOMPAS.com - Indonesia saat ini diketahui tengah mengembangkan vaksin yang disebut dengan Vaksin Nusantara.

Vaksin yang juga dikenal dengan nama AV-Covid-19 tersebut dikembangkan melalui kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), RSUP dr. Kariadi Semarang, dan Universitas Diponegoro (Undip).

Vaksin tersebut telah menyelesaikan uji klinis tahap pertama dan kini mulai menyelesaikan uji klinis tahap kedua.

Berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui mengenai Vaksin Nusantara:

1. Telah diuji klinis fase 1

Melansir Kompas.com, Kamis (17/2/2021) uji klinis fase satu untuk Vaksin Nusantara telah selesai dengan melibatkan 27 relawan.

Tim saat ini akan melanjutkan ke uji klinis fase 2.

Tahap uji klinis fase 2 akan melibatkan 180 relawan.

Selanjutnya nantinya jika sudah melakukan uji klinis fase 2 rencananya uji klinis fase III akan dilakukan kepada 1.600 orang.

2. Proses pembuatan

Berbeda dengan vaksin lainnya, Vaksin Nusantara dibuat menggunakan pendekatan sel dendritik (sel pertahanan, bagian dari sel darah putih) vaksin juga tidak memasukkan virus corona non aktif ke tubuh penerima.

Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara FK Undip/RSUP dr Kariadi, Yetty Movieta Nency menyebut, vaksin dibuat melalui sejumlah tahap.

Awalnya darah seorang subjek diambil yang kemudian darah dibawa ke laboratorium.

Darah tersebut kemudian dipisahkan antara sel darah putih dan sel dendritik.

Nantinya sel dendritik dipertemukan dengan rekombinan antigen di laboratorium sehingga memiliki kemampuan untuk mengenali virus SARS-CoV-2.

Setelahnya sel dendritik yang sudah diperkenalkan tersebut akan kembali disuntikkan ke tubuh subjek dalam bentuk vaksin.

Maka ketika disuntikkan sel dendritik bisa memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus penyebab Covid-19 sehingga penerima vaksin dapat terlindungi di masa yang akan datang.

3. Pertama di dunia 

Yetty mengklaim Vaksin Nusantara merupakan vaksin pertama di dunia yang menggunakan pendekatan dendritik tersebut.

"Penelitian vaksin Covid-19 di dunia ini kan ada sampai 200-an kelompok penelitian ya. Tapi setahu saya vaksin dengan pendekatan dendritik, ini adalah yang pertama di dunia," kata dia.

4. Bersifat personal

Vaksin Nusantara bersifat personal menyesuaikan kondisi komorbid setiap individu.

"Prosesnya simpel, mengalami inkubasi dan seminggu kemudian sudah menjadi vaksin individual dan disuntikkan ke dalam tubuh si pasien penerima vaksin dan pembuat vaksin itu sendiri. Dampaknya apa, tentu akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19, karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler, tentunya akan bertahan lama," Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang ikut memperkenalkan Vaksin Nusantara dikutip dari Kompas.com, Rabu (17 Februari 2021).

Dengan penyuntikan ini pasien hanya menerima suntikan vaksin berasal dari sel darahnya sendiri dan bukan orang lain.

5. Kelebihan Vaksin Nusantara

Terdapat sejumlah klaim kelebihan vaksin nusantara yakni:

6. Metode rumit

Ahli Biologi Molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menilai metode pembuatan vaksin nusantara berbasis sel dendritik ini rumit.

Butuh pegecekan berulang kali dalam pengerjaannya untuk memastikan apakah antibodi muncul dan untuk memastikan apakah proses sudah benar.

Setelahnya ahli juga harus menunggu dan memastikan apakah antibodi muncul.

Pendekatan sel dendritik menurutnya sebenarnya sudah dipakai pada imunoterapi kanker.

Metode ini menurutnya juga akan mahal karena proses kultur tak mudah dan rumit.

Meski demikian, diberitakan Kompas.com sebelumnya. Vaksin Nusantara dipatok harga Rp 140.000.

"Ini menarik sekali. Saat teman-teman ilmuwan mengetahui harga ini, mereka cuma bisa bilang W-O-W. Karena amazing, kecuali ada yang subsidi," ungkapnya tertawa.

(Sumber: Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Luthfia Ayu Azanella, Riska Farasonalia | Editor Rizal Setyo Nugroho, Gloria Setyvani Putri, Rendika Ferri Kurniawan, Khairina)

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/18/135000165/6-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-vaksin-nusantara

Terkini Lainnya

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke