Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imajinasi Lubang Cacing

SETELAH lubang-hitam (kompas.com, 6 November 2020), mari kita mencoba menelaah apa yang disebut sebagai lubang-cacing.

Di khasanah kosmologi, para astrofisikawan asyik berasumsi bahwa wormhole alias lubang-cacing adalah sejenis jalur menembus ruang-waktu yang konon berperan sebagai semacam jalan pintas pada perjalanan panjang menelurusi apa yang disebut sebagai alam semesta yang bahkan kini diduga bukan cuma satu-satunya .

Relativitas umum

Lubang-cacing merupakan sejenis khayalan yang agar lebih keren disebut imajinasi terkandung pada teori Einstein yang populer dengan sebutan relativitas umum meski konon Einstein sendiri sempat kurang suka istilah relativitas.

Istilah lubang-putih digunakan Ludwig Flamm sebagai kolega fisikawan sezaman dengan Einstein sebagai solusi terhadap ekuasi relativitas umum Einstein yang kemudian dianggap sebagai padanan-lawan (atau kawan?) lubang-hitam.

Kemudian pada 1935, Albert Einstein bersama Nathan Rosen mendayagunakan teori relativitas umum sebagai pendukung asumsi eksistensi “jembatan-jembatan maya” menelurusi ruang dan waktu.

Jembatan-jembatan maya bisa menjembatani dua titik pada ruang-waktu sehingga menghadirkan jalan pintas yang bisa memperkecil jarak ruang dan waktu.

Jalan pintas ini disebut jembatan Einstein-Rosen yang entah-kenapa juga disebut sebagai lubang-cacing.

Mungkin karena dianggap memiliki dua mulut dan dua kerongkong seekor cacing yang berperan sebagai jembatan menghubungkan dua titik pada ruang-waktu. Mungkin.

Lubang hitam

Yang sementara ini dapat dipastikan adalah fakta bahwa secara matematikal teori relativitas umum Einstein memang berasumsi bahwa keberadaan lubang-cacing memang ada.

Namun sampai saat naskah ini saya tulis dan kemudian Anda baca ini saya belum mendengar bahwa lubang-cacing berhasil nyata secara benar-benar nyata ditemukan pada kenyataan semesta.

Tentu saja pendengaran saya bisa saja keliru. Sejauh pengetahuan dangkal saya, sebuah massa tak-kasat-indera manusia seperti lubang-cacing mungkin bisa dideteksi oleh gravitas yang mempengaruhi cahaya yang lewat di angkasa luar.

Seperti pembuktian Eddington terhadap kebenaran teori realitivitas-umum Einstein. Solusi teori general relativitas meyakinkan bahwa lubang-cacing dengan dua mulut di kedua ujung tubuhnya yang bermuara sebagai lubang-hitam.

Namun, sebuah lubang-hitam yang konon dibentuk oleh proses kesekaratan sebuah bintang tidak dengan sendirinya sertamerta melahirkan lubang-cacing.

Demikian kira-kira kata para ilmuwan kosmologi yang terbuka untuk silakan dipercaya atau tidak dipercaya.

Teori eksistensi lubang-cacing mau dipercaya atau tidak dipercaya sebenarnya tidak ada efeknya terhadap planet bumi yang akan tetap bukan dikitari namun mengitari matahari sesuai kata Copernicus sepaham Galelio dan Kepler.

Meminjam istilah Pak Harto, akibat ada-tidak-adanya apa yang disebut sebagai lubang-cacing sebenarnya alam semesta enggak patheken.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/10/093930965/imajinasi-lubang-cacing

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke