Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenang Ricky Yacobi dan Kiprahnya di Lapangan Hijau...

Kabar kematian Ricky telah dikonfirmasi oleh eks pelatih timnas Indonesia, Rahmad Darmawan.

Dia membenarkan bahwa Ricky meninggal dunia di Rumah Sakit Mintoharjo, berdasarkan laporan dari seseorang bernama Arif Mursado yang berada di lapangan.

Ricky Yacobi meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung saat bermain sepak bola di lapangan Senayan, Jakarta.

Mengenang Ricky Yacob, ini rekam jejak dan kontribusinya untuk persepakbolaan Indonesia...

Pemain andalan SEA Games 1987

Ricky Yacobi adalah bagian dari timnas sepak bola Indonesia yang sukses meraih medali emas pada gelaran SEA Games 1987.

Dikutip dari Harian Kompas, 7 September 1987, pemain kelahiran Medan, 12 Maret 1963 itu menjadi penyerang andalan timnas Indonesia dalam menghadapi kejuaraan SEA Games XIV.

Berstatus sebagai pemain andalan, nyatanya sempat membuat Ricky gugup hingga takut membaca surat kabar.

Dalam anggapan Ricky, pemberitaan di beberapa surat kabar pada saat itu, ia rasa terlalu membesar-besarkan kemampuan para pemain. Baik di lini bawah, tengah, dan depan.

"Di lini depan, saya merasa terlalu diandalkan. Seolah bisa saja menciptakan gol kemenangan dalam setiap pertandingan," kata Ricky.

Namun, rupanya Ricky berhasil menjawab kepercayaan dan harapan dari penggemar sepak bola Tanah Air yang sudah rindu akan kemenangan.

Harian Kompas, 13 September 1987, memberitakan, dua gol yang dicetak Ricky, langsung menyingkirkan Brunei dari pertarungan grup B.

Diwaspadai lawan

Ketajaman Ricky sebagai striker membuat tim lawan terus mewaspadainya.

Mengutip Harian Kompas, 21 September 1987, dalam pertandingan final melawan timnas Malaysia, Ricky yang berperan sebagai striker utama harus menghadapi penjagaan ketat dari lini pertahanan Malaysia.

Meski demikian, berkat kerja sama tim yang baik dan gol cemerlang dari Ribut Waidi pada babak pertama, Indonesia sukses memastikan gelar juara.

Dengan skor akhir 1-0, Indonesia mencatat raihan medali emas pertamanya di cabang sepak bola sejak keikutsertaan skuad Merah Putih pada SEA Games 1977.

Kemenangan itu sekaligus memastikan kontingen Indonesia keluar sebagai juara umum pada gelaran SEA Games 1987.

Bermain di Liga Jepang

Di level klub, kemampuan Ricky sebagai striker juga terbilang cemerlang.

Dia pernah merumput bersama kesebelasan PSMS Medan, Arseto Solo, BPD Jateng, dan PSIS Semarang.

Ricky juga menjadi pemain Indonesia pertama yang meniti karier di Liga Sepak Bola Jepang (J-League).

Dikutip dari Harian Kompas, 2 Agustus 1989, Ricky resmi dikontrak klub asal Osaka, Jepang, Matshushita Denki pada Juni 1989.

Ricky dikontrak selama setahun dengan catatan boleh pulang ke Tanah Air, jika tenaganya dibutuhkan untuk memperkuat timnas Indonesia.

Sebelum keberangkatannya ke Jepang, Arseto Solo, tim yang diperkuat Ricky, mengadakan pertandingan persahabatan melawan Matshushita Denki.

Pertandingan itu digelar di Stadion Sriwedari, Solo, pada 2 Agustus 1989 malam.

Dalam pertandingan yang merupakan acara perpisahan itu, Ricky bermain untuk kedua kesebelasan. Setengah babak bermain untuk Arseto dan setengah babak bermain untuk Matsushita.

Kelak, Ricky Yacobi dikenang sebagai pionir karier pemain Indonesia ke liga-liga sepak bola di luar negeri. 

Ekspor pemain Indonesia ke luar negeri kemudian sempat ramai pada medio 1990-an.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/21/142514865/mengenang-ricky-yacobi-dan-kiprahnya-di-lapangan-hijau

Terkini Lainnya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke