Dari angka itu, sebanyak 789.147 orang meninggal dunia, dan 15.266.070 orang sembuh.
Berikut rincian kasus virus corona di 10 negara dengan kasus tertinggi:
Berikut perkembangan seputar vaksin virus corona dari seluruh dunia:
Amerika Serikat
Ahli penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci mengatakan, pemerintah tidak akan mewajibkan vaksin Covid-19.
"Anda tidak ingin memberi mandat dan mencoba memaksa siapa pun untuk mengambil vaksin. Kami tidak pernah melakukan itu," kata Fauci yang merupakan anggota Satuan Tugas Virus Corona Gedung Putih seperti dikutip dari Aljazeera.
"Anda dapat mengamanatkan untuk kelompok orang tertentu seperti petugas kesehatan, tetapi untuk masyarakat umum Anda tidak bisa," kata dia.
Kuba
Kuba akan memulai uji klinis vaksin virus corona potensial yang diberi nama Soberana 01 pada pekan depan.
Vaksin tersebut dikembangkan Finlay Institute yang merupakan institut milik negara. Hasil uji klinis ini dijadwalkan akan dirilis pada Februari 2021.
Dalam fase uji coba, vaksin yang diberikan adalah dua suntikan.
Uji coba akan melibatkan 676 orang berusia antara 19 tahun hingga 80 tahun dan waktu uji coba akan berakhir pada 11 Januari 2021.
Zambia
Wakil Presiden Zambia Inonge Mutukwa dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kondisinya saat ini dilaporkan stabil dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Wakil presiden memiliki beberapa gejala ringan yang ditangani dengan tepat . Dia bersemangat tinggi dan bekerja secara virtual," demikian pernyataan kantor kepresidenan.
Skema Covax sendiri dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia ditujukan untuk pengembangan dan pendistribusian vaksin dalam upaya melawan Covid-19.
"Kami tidak akan bergabung dengan inisiatif WHO karena berbagai alasan. Aturan tersebut kurang menguntungkan bagi kami daripada menjadi bagian dari inisiatif Eropa," kata Menteri Kesehatan Adam Vojtech.
Vojtech mengatakan, mengikuti prakarsa Komisi Eropa yang tengah bernegosiasi dengan produsen pembuat vaksin.
“Negosiasinya sangat maju, kami akan segera mengambil bagian dalam (kesepakatan) dengan AstraZeneca," ujar dia.
Departemen Perhubungan menyebutkan, akan mengizinkan empat maskapai penumpang China terbang ke AS untuk meningkatkan kapasitas penerbangannya menjadi delapan perjalanan pulang pergi mingguan.
Hal itu dilakukan karena China telah mengizinkan operator AS menggandakan penerbangan mereka ke China.
Sebelumnya, pada 31 Januari 2020, Presiden Donald Trump melarang hampir semua warga negara non-AS bepergian ke AS dari China.
Operator AS telah menghentikan penerbangan ke China saat wabah virus corona berlangsung di sana.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/20/081140165/update-virus-corona-dunia-20-agustus-225-juta-orang-terinfeksi-15-juta