Data pengujian fase 1 menunjukkan, dari 131 sukarelawan yang diberikan dua dosis vaksin , mereka mengembangkan antibodi penetral pada tingkat yang rata-rata lebih dari empat kali lebih tinggi dibandingkan antibodi yang dikembangkan oleh orang yang telah pulih dari Covid-19.
Antibodi ini menjadi penawar melawan virus yang menyebabkan Covid-19.
"Itu bagus. Itu sangat menggembirakan," kata Presiden Novavax, Dr. Gregory Glenn seperti dilansir dari CNN, 5 Agustus 2020.
Vaksin juga menginduksi respons dari sel-T, sejenis sel kekebalan. Menurut analisis, hal tersebut terlihat pada 16 sukarelawan yang dipilih secara acak.
Laporan tersebut telah diserahkan ke jurnal medis, tetapi belum ditinjau oleh para ilmuwan di luar Novavax.
Mereka yang menjalani uji dalam penelitian ini menerima satu atau dua dosis vaksin dengan berbagai dosis.
Beberapa partisipan juga mendapat ajuvan, yaitu komponen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mereka yang menerima dua dosis dengan ajuvan memiliki respons imun terbaik.
Dari 106 subjek penelitian yang menerima vaksin, lima mengembangkan efek samping yang parah, termasuk nyeri otot, mual dan nyeri sendi, dan satu subjek penelitian mengalami demam ringan. Efek samping berlangsung rata-rata dua hari atau kurang dari dua hari.
Sementara itu, 25 relawan mendapat suntikan plasebo, tiga di antaranya menunjukkan efek samping.
Novavax juga merilis data uji terhadap hewan. Dalam studi tersebut, 12 monyet menerima dua dosis vaksin dan kemudian terkena virus yang menyebabkan Covid-19.
Sebanyak 11 dari 12 monyet tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi pada hidung atau paru-paru mereka.
Sementara, satu monyet, yang menerima dosis rendah vaksin, menunjukkan tanda-tanda infeksi di paru-paru, tetapi semua tanda-tanda infeksi hilang dua hari kemudian.
Dua perusahaan AS lainnya, Moderna dan Pfizer, juga merilis data fase 1 yang menggembirakan.
Pekan lalu, kedua perusahaan itu memulai uji coba tahap 3 dengan masing-masing 30.000 sukarelawan.
Menurut kepala program, Moncef Slaoui, perusahaan farmasi Novavax, Moderna, Pfizer, Johnson & Johnson, AstraZeneca dan GlaxoSmithKline, semuanya telah menerima dana untuk mengembangkan vaksin Covid-19, serta dua perusahaan lain yang tidak disebutkan namanya juga akan menerima dana.
Slaoui berharap vaksin akan tersedia pada Desember 2020 atau Januari 2021 dengan dosis yang cukup untuk orang Amerika yang berisiko tinggi, seperti orang tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar.
Setelah itu, diharapkan tersedia vaksin dalam jumlah yang cukup untuk warga AS pada akhir 2021.
Sementara itu, melansir Channel News Asia, 6 Agustus 2020, pakar medis di AS, Anthony Fauci, mengatakan, perusahaan farmasi kemungkinan akan memiliki puluhan juta dosis vaksin corona virus pada awal tahun depa.
Dengan peningkatan produksi, vaksin dapat mencapai satu miliar dosis.
Fauci menambahkan, ia belum melihat adanya tekanan dari Gedung Putih untuk mengumumkan vaksin menjelang pemilihan 3 November 2020.
Ia menjelaskan, regulator telah berjanji bahwa mereka tidak akan membiarkan pertimbangan politik mengganggu persetujuan vaksin Covid-19.
Selain itu, mereka menjamin keamanan dan kemanjuran akan menjadi pertimbangan utama.
Fauci mengatakan hal ini pada hari yang sama di mana Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa virus corona akan pergi dan akan hilang.
Fauci berharap bahwa pandemi akan lebih terkendali pada akhir tahun, ketika diharapkan vaksin telah tersedia.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/06/134000065/uji-vaksin-corona-fase-1-novavax-tunjukkan-hasil-baik-hingga-harapan-vaksin