Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Romantis Pasien Tertua yang Sembuh dari Virus Corona di India

Ia adalah Thomas Abraham (93) yang sempat dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena menderita Covid-19.

Abraham menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kottayam, India Selatan.

Saat harus dirawat, ia melewatkan momen rutin membuatkan secangkir kopi untuk istrinya, Mariyamma (88), yang telah ia nikahi sejak 1947.

Mariyamma juga positif terinfeksi virus corona dan dirawat di rumah sakit yang sama dengan suaminya.

“Awalnya kami berada di bangsal terpisah. Tetapi ketika kami berdua mulai saling merindukan, para dokter memindahkan kami ke ICU dengan dua tempat tidur,” kata Abraham, saat ia telah kembali ke rumahnya di Pathanamthitta, Kerala.

Melansir SCMP, Sabtu (9/5/2020), Abraham merupakan pasien tertua yang berhasil sembuh dari virus corona di India.

Para dokter yang merawat Abraham menyebutkan, pemulihannya adalah sebuah keajaiban, mengingat besarnya risiko pada pasien di atas usia 65 tahun.

Tertular dari putranya

Abraham, istri, dan enam anggota keluarganya, diduga terkena virus dari dari putra bungsunya, Moncy Abraham beserta istri dan anaknya yang baru saja pulang dari Italia pada akhir Februari 2020.

Sekitar seminggu setelah kedatangan putra dan cucunya, Abraham dan Mariyamma mengalami demam ringan.

Keduanya kemudian dinyatakan positif dua hari setelahnya. Abraham saat itu, mengalami kondisi yang parah.

Mengingat kondisi keduanya yang berisiko, mereka kemudian dirawat di sebuah rumah sakit di Kottayam, sebuah rumah sakit yang cukup maju dengan jarak sekitar 58 km dari rumah Abraham.

Dua hari setelah dirawat di sana, Abraham terkena serangan jantung dan harus dirawat dengan ventilator selama seminggu.

Selama waktu itu, yang dilakukan Abraham adalah memikirkan istrinya.

“Saya tidak takut mati tetapi saya takut meninggalkan Mariyamma sendirian,” kata Abraham.

Selama terbaring, Abraham mengaku mengingat kembali banyaknya kematian yang telah menghampiri hidupnya, mulai dari ayahnya yang meninggal saat ia berusia 2 tahun, putranya saat berusia 19 tahun karena kanker hati.

Akan tetapi, ia mengaku, keinginan untuk tidak menyerah memberinya kekuatan melewati berbagai badai kesedihan dalam hidupnya.

"Bahkan saat ini, saya menyadari bahwa saya tidak bisa menyerah begitu saja, jadi saya melawan," ujar dia.

Abraham mengisahkan, selama menjadi pasien dengan virus corona, ia tidak diizinkan untuk bertemu dengan anggota keluarga.

Bahkan, ketika ventilator telah dilepaskan darinya.

Di saat yang sama, dia merasa gelisah karena tidak bisa bertemu dengan istrinya yang dirawat di bangsal yang berbeda.

“Istri saya biasanya bertanya kepada perawat tentang saya, apakah saya minum teh atau makan atau mengkonsumsi obat-obatan tepat waktu. Dan saya pun biasa memeriksa dia melalui mereka, ” kata Abraham.

Disatukan di ruang perawatan yang sama

Abraham kemudian menceritakan, para petugas medis akhirnya membiarkan mereka bersama.

“Kemudian, para dokter dan perawat menyadari bahwa lebih baik membiarkan kami berdua di ruangan yang sama daripada menjawab pertanyaan kami. Jadi mereka memindahkan kami ke ICU yang sama,” ceritanya sembari tertawa.

Saat keduanya berada di tempat tidur yang saling berdekatan, mereka pun saling berpegangan tangan.

Abraham mengatakan, para staf rumah sakit merawat mereka dengan sangat baik.

Ketika situasi sudah normal, ia berharap bisa mengucapkan terima kasih kepada para dokter dan perawat yang telah merawatnya selama masa pengobatan. 

“Saya tidak pernah tahu bahwa staf rumah sakit pemerintah sangat efisien. Pengalaman ini merupakan pembuka mata bagi saya pada usia 93,” kata Abraham.

Ini adalah kali kedua Abraham dirawat di rumah sakit setelah sekitar enam bulan yang lalu ia terkena sirosis.

Ia mengaku bukan perokok perokok dan tak pernah mengalami penyakit komplikasi lain.

Abraham dan istrinya, kembali ke rumah pada 3 April 2020 setelah diuji negatif sebanyak dua kali.

Kini, mereka kembali ke rutinitas harian mereka.

Abraham bangun pukul 05,00 pagi, kemudian membuatkan kopi hitam untuk dirinya serta Mariyamma sembari mendengarkan musik bersama.

Rutinitas lain, mereka menyantap makanan sederhana berupa nasi, kari ikan dan nangka.

Saat pagi hari, ia duduk di balkon rumah sembari mendengarkan cucunya yang merupakan ahli radiologi Italia membacakannya koran.

“Cara kami berdua memerangi virus corona bersama-sama, itu mengingatkan kami bahwa kami adalah bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain,” kata Abraham.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/10/081500865/kisah-romantis-pasien-tertua-yang-sembuh-dari-virus-corona-di-india

Terkini Lainnya

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke