Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Kita Melakukan Perjalanan Setelah Pandemi Virus Corona, Akankah Berubah?

KOMPAS.com - Pandemi virus corona telah "menjungkirbalikkan" segala hal, termasuk segala kebiasaan yang selama ini berjalan.

Pasca-pandemi, sejumlah ahli memprediksi, kebiasaan-kebiasaan akan banyak mengalami perubahan.

Salah satunya, terkait kebiasaan kita saat melakukan perjalanan atau travelling. Meskipun, hingga saat ini kita belum mengetahui kapan hal itu bisa dilakukan kembali.

Melansir Huffpost, 30 April 2020, salah satu pendiri dan CEO aplikasi perjalanan, TripScout, Konrad Waliszewski meyakini, segala sesuatu akan normal kembali ketika semua orang sudah diperbolehkan kembali melakukan perjalanan.

"Ini akan mengalir normal kembali, karena para pelancong tertentu merasa lebih nyaman dan memiliki destinasi tertentu, seperti biasanya," ujar Waliszewski.

Namun, ketika memulai perjalanan baru, perjalanan kita tentu akan berbeda dalam banyak hal.

Kepada sejumlah ahli, Huffpost meminta pendapat dan prediksi mereka mengenai kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin terjadi pasca-pandemi virus corona.

Kebiasaan yang mengubah cara kita melakukan perjalanan.

Bandara akan menerapkan sistem baru

Pendiri dan CEO The Points Guy, situs web dan blog perjalanan di Amerika Serikat, Brian Kelly mengatakan, untuk mengatasi antrean pelancong di bandara, menurut dia, bisa menggunakan teknologi untuk mempercepat proses ini.

Misalnya, menggunakan sistem pengenalan wajah untuk mengidentifikasi dan memeriksa penumpang. Hal ini dinilainya bisa mengurangi interaksi antar-manusia, mempercepat proses di bandara, dan mengurangi kepadatan calon penumpang.

Brian menyebutkan, sistem yang melibatkan identifikasi sidik jari bisa diganti dengan pemindaian retian untuk mengurangi orang-orang menyentuh permukaan benda di bandara. Cara ini dianggap bisa mengurangi risiko tertular virus.

Meski mungkin ada kekhawatiran tentang privasi, Brian Kelly berpendapat, yang paling utama hal ini dilakukan untuk melindungi kesehatan.

Pramugari juga mungkin memakai pakaian yang lebih protektif, setidaknya untuk sementara waktu.

Dalam pekan ini, JetBlue menjadi maskapai penerbangan utama AS pertama yang mengharuskan penumpang untuk mengenakan masker saat bepergian, dan maskapai lain juga akan mengikuti.

Bahkan, jika ketentuan ini kemudian tidak diberlakukan lagi, pelancong mungkin akan tetap menggunakan masker sebagai upaya pencegahan ekstra dari virus corona.

Alasannya, karena kurangnya permintaan, harga minyak rendah, dan dana talangan pemerintah yang minim.

Meski demikian, perusahaan penerbangan mau tidak mau harus menghemat uang.

Selanjutnya, harga tiket penerbangan akan naik kembali, tetapi maskapai menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam pemesanan.

Mengutip Bloomberg, 24 April 2020, seorang dosen manajemen transportasi udara di Singapore Institute of Technology, Volodymyr Bilotkach mengatakan, maskapai penerbangan mungkin juga akan menagih penumpang dengan berbagai pembayaran seperti check-in bagasi dan makanan.

Menurut IATA, sebelum wabah virus corona, operator di Singapura biasanya menghasilkan biaya tambahan sekitar 3 dollar AS atau sekitar Rp 44.625 (1 dollar Amerika setara dengan Rp 14.600) dari setiap pelanggan.

Di Eropa dan AS, di mana biaya tambahan sudah naik, dengan kisaran masing-masing 5-17 dollar AS atau sekitar Rp 73.000-Rp 249.000 (dengan kurs 1 dollar AS setara dengan Rp 14.600).

Sementara itu, beberapa maskapai mungkin akan menerapkan aturan agar kursi tengah dikosongkan sebagai antisipasi penularan virus.

Dengan adanya kenaikan harga tiket pesawat, orang-orang mungkin akan memilih kabin kelas ekonomi.

Oleh karena itu, maskapai akan mengambil langkah aman seperti mengosongkan kursi tengah atau melepas kursi tersebut.

Penumpang akan dites kesehatan

Kepala operasional perjalanan dan wisata BCG yang berbasis di Belanda, Timur Tengah, dan Afrika Utara, Dirk-Maarten Molenaar, mengatakan, pelancong mungkin menjalani sejumlah pemeriksaan sebagai bagian dari protokol keamanan di bandara.

Pemeriksaan itu misalnya pemeriksaan suhu atau pemeriksaan lainnya untuk memastikan kondisi kesehatan calon penumpang.

Sementara itu, maskapai akan mengurangi pemberian makanan dan minuman dalam penerbangan untuk mengurangi kemungkinan penularan virus.

Asuransi perjalanan akan lebih diminati

Pandemi virus corona diprediksi akan membuat orang lebih memperhatikan asuransi perjalanan.

Harga asuransi perjalanan juga diprediksi akan jauh lebih mahal.

Sebab, asuransi akan dinilai penting bagi mereka yang melakukan perjalanan khusus dan sudah direncanakan jauh-jauh hari. Misalnya, sudah melakukan pemesanan setahun sebelumnya (yang belum diketahui apa yang akan terjadi setahun kemudian).

Hotel harus transparan tentang praktik pembersihan dan cara mereka mengurangi potensi penularan penyakit.

Misalnya, pihak hotel mungkin harus membatasi kapasitas dan membiarkan kamar kosong untuk periode yang lebih lama di antara masa inap.

Selain itu, fasilitas seperti memberikan kunci kamar menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan, meski terdengar kuno di saat Anda dapat membuka pintu kamar dengan inovasi ponsel.

Perjalanan darat akan lebih populer

Kelly mengatakan, jenis perjalanan yang diprediksi akan diminati banyak orang yakni melalui perjalanan darat. 

"Orang akan merasa lebih nyaman dengan lingkungan alam. Jadi apa pun di luar ruangan akan menjadi bagian dari gelombang pertama pariwisata. Apa pun yang dapat diakses menggunakan mobil akan menjadi populer," ujar Kelly.

Sementara, di rest area, mungkin juga akan ada perubahan untuk mengurangi interaksi antar-manusia.

Misalnya, dengan lebih banyak kios makanan sehingga tak terjadi antrean atau kerumunan, opsi drive-thru, dan toilet yang dibersihkan secara mandiri.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/03/101841365/cara-kita-melakukan-perjalanan-setelah-pandemi-virus-corona-akankah-berubah

Terkini Lainnya

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke