Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Segitiga Jokowi, Paloh dan Sohibul Iman, dari Sinyal Kedekatan hingga Kecurigaan

KOMPAS.com - Langkah Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh tengah menjadi sorotan.

Pasalnya meskipun Nasdem adalah parpol pendukung pemerintahan Jokowi, namun Paloh juga melakukan pertemuan dengan Presiden PKS Sohibul Iman di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).

Banyak pihak menilai langkah Paloh tersebut berkaitan dengan 2024.

Meski mengundang banyak tanda tanya, namun Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengatakan bahwa Jokowi telah memberikan lampu hijau atas pertemuan Paloh dengan PKS.

Willy menceritakan, sinyal tersebut diberikan usai pelantikan Jokowi.

Saat itu, Paloh dan Sohibul datang beriringan memberikan selamat.

Keduanya menyalami Jokowi. Saat itulah Paloh meminta “izin” bertandang ke PKS dalam waktu dekat.

Izin Nasdem tersebut kemudian dijawab oleh Jokowi.

“Mantab, Bang,” ujar Willy menirukan ucapan Jokowi.

Usai Paloh dan Sohibul benar-benar bertemu, Wasekjen PDI-P Arif Wibowo memberikan komentarnya.

Ia mengingatkan Nasdem untuk tak berpolitik dua kaki.

"Kami meminta kepada semua partai koalisi untuk taat asas, untuk menjaga sikap dan tindakan yang etis sebagai partai koalisi pemerintahan," ujar Arif saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Jokowi pun memberikan komentar, terkait mesranya pertemuan Paloh dengan Sohibul Iman.

"Mungkin Pak Surya Paloh kangen sudah lama enggak ketemu Pak Sohibul Iman. Mungkin dengan saya enggak begitu kangen karena sudah sering ketemu" kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

"Biasa saja, enggak perlu dibawa ke perasaan," katanya lagi.

Walau demikian, saat membuka peringatan HUT ke 55 Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11/2019) Jokowi menyampaikan sindirannya kepada Surya Paloh.

"Yang saya hormati para ketua umum, Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam hari ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," kata Jokowi.

Pernyataan Jokowi sontak disambut gelak tawa kader Golkar.

Tak sampai di situ, hadirin kembali dibuat tertawa ketika kemudian Jokowi meneruskan ucapannya.

"Saya tidak tahu maknanya apa. Tetapi rangkulannya itu tidak seperti biasanya. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat dengan Pak Sohibul Iman," kata Jokowi lagi.

Menanggapi sindiran Jokowi, Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya kembali memberikan keterangan.

"Enggak ada yang ditutup-tutupi, tujuannya silaturahim kebangsaan bagaimana Nasdem ingin meneruskan apa yang menjadi modalitas pertama bumi pertiwi ini berdiri, ialah dialog antarelite, antargolongan, antarkelompok itu yang ingin dirajut lagi oleh Pak Surya," kata Willy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2019).

Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini pun mengatakan bahwa pertemuan PKS-Nasdem menunjukkan bahwa oposisi-koalisi tak harus bermusuhan.

Ia juga menyebut, nantinya di pemilu 2024 PKS terbuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan Nasdem.

Saat berkesempatan berpidato dalam Kongres Nasdem II yang digelar Jumat (8/11/2019) malam, Surya Paloh menyampaikan bahwa tak seharusnya rangkulan sesama teman dicurigai.

"Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain, kecurigaan satu sama lain. Hingga kita berkunjung ke kawan, mengundang kecurigaan," katanya waktu itu.

Pernyataan tersebut seolah menanggapi sindiran yang disampaikan oleh Jokowi sebelumnya.

Dalam pidatonya ia juga menyatakan bahwa Nasdem paling setia mendampingi Jokowi di pemerintahan.

Menurutnya, ucapan tersebut semestinya dibuktikan lewat perbuatan bukan sekadar pernyataan.

"Karena apa? Karena nanti (jika) ada ujian berat yang dijalani Bapak Presiden, jangan-jangan hanya tinggal Nasdem yang bersama Bapak Presiden," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Paloh juga mengingatkan terhadap partai yang tak searah agar tak dijadikan musuh bebuyutan.

"Jangan karena partai tidak searah dengan jalannya kita, kita menjadikan musuh bebuyutan. Seakan-akan tidak ada tempat sama sekali dalam bergandengan tangan, itu bukan Indonesia sejatinya," ujar Paloh di hadapan para kadernya.

Ia juga menyebut, partai pancasilais harusnya merangkul semua partai termasuk yang berseberangan sikap politik.

"Jangan musuhi teman. Itu baru Pancasila. Kalau tidak dijalankan yang paling menangis proklamator bangsa ini," lanjut dia.

(Sumber: Kompas.com/Dani Prabowo, Dian Erika Nugraheny, Rakhmat Nur Hakim, Fitria Chusna Farisa, Kristian Erdianto, Ihsanuddin | Editor : Bayu Galih, Krisiandi, Icha Rastika, Diamanty Meiliana, Fabian Januarius Kuwado)

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/10/093100265/segitiga-jokowi-paloh-dan-sohibul-iman-dari-sinyal-kedekatan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke