Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Penting Peran Wakil Menteri?

KOMPAS.com - Peneliti Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, seharusnya ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan sebelum penunjukan wakil menteri.

Menurut dia, tahapan itu semacam assessment yang dilakukan terhadap job desc atau ruang lingkup pekerjaan.

Dengan demikian, akan diketahui apakah posisi wakil menteri di sebuah kementerian menjadi penting atau tidak.

"Tentu assessment tersebut dilakukan oleh menteri, sehingga menteri mengetahui seberapa butuh dia (menteri) terhadap posisi wakil menteri," ujar Arya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/10/2019) malam.

Hal itu disampaikan Arya menanggapi penunjukan dan pelantikan 12 wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo.

Arya menduga, karena para menteri baru dilantik, belum ada kajian soal kementerian yang membutuhkan wakil menteri.

"Pasti kan idealnya seharusnya basis penambahan wakil menteri itu sudah berdasarkan suatu kajian yang dilakukan mungkin oleh tim tujuh, atau oleh tim dari kementerian yang bersangkutan," kata dia.

"Sehingga, ketika ditambah bisa di jelaskan alasan penambahannya, kita kan tidak tahu apakah pemerintah sudah melakukan assessment terhadap job desc menteri-menteri itu sehingga perlu ditambah, dan kenapa menambah," sambung dia.

Menurut dia wajar jika sebagian orang menduga penunjukan wakil menteri bagian dari politik akomodatif untuk partai-partai.

"Karena kalo kita lihat polanya, yang pertama muncul beberapa pos itu adalah reaksi Presiden terhadap dinamika yang terjadi dalam dua hari terakhir," kata dia.

Misalnya, lanjut dia, kontroversi Menteri Agama, soal relawan Pro Jokowi (Projo) dan alasan lainnya.

Selain itu, penambahan pos-pos wakil menteri di kementerian yang memiliki pos anggaran besar.

"Apakah Presiden ingin melakukan kontrol ketat di sana, atau apa?," ujar dia.

Misalnya di Kementerian Pertahanan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Desa.

Melihat komposisi wakil menteri, Arya berpendapat, partai-partai politik juga ikut berkompetisi dalam mendapatkan posisi wakil menteri.

"Jadi ketika ada akomodasi ke partai besar, misalnya PDI-P dan Golkar juga ikut mendapatkan jatah," terang dia.

Selain itu, dari partai non parlemen yang tidak terakomodasi kursi menteri, juga mendapatkan jatah wakil menteri, misalnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Perindo.

Sementara, untuk posisi Wakil Menteri Luar Negeri yang ditempati Mahendra Siregar, ia mengapresiasinya.

Menurut dia, Mahendra memiliki pengalaman serta seorang birokrat yang senior, dan memiliki kapabilitas bila diperbantukan untuk memperkuat Kementerian Luar Negeri.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah mengumumkan dan melantik 12 nama-nama wakil menteri (wamen) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Pelantikan wakil menteri tersebut dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/26/075158865/seberapa-penting-peran-wakil-menteri

Terkini Lainnya

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke