Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Mahasiswa UNS Sabet Medali Emas Kompetisi Inovator Muda Dunia

Ketiganya berasal dari program studi Agribisnis Fakultas Pertanian, yakni Ruby Agil Hasan (2018), Panji Karuniatama Putra (2018), dan Muh. Taufiek Heryansah (2017).

Kompetisi IYIA diprakarsai oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), di mana terlaksana pada 9-12 Oktober 2019 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Kegiatan selama empat hari tersebut terdiri dari exhibition, innovation talk, cultural show, dan awarding.

Dilansir dari situs INNOPA, IYIA 2019 berfokus pada pameran inovasi kreatif dari para inovator muda di dunia.

Seluruh peserta bisa mempresentasikan penemuannya dalam bentuk sampel, prototipe, mock-up, dan lainnya.

Dihubungi Kompas.com, Panji menjelaskan, timnya membawa produk organik cairan yang berasal dari limbah ampas teh, limbah sayur, dan kotoran ternak.

“(Inovasi tersebut dilatar belakangi) maraknya para petani menggunakan pupuk kimia yang berefek buruk pada manusia ketika mengonsumsi komoditas pertanian yang terkena bahan kimia,” kata Panji saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Sehingga, timnya membuat pupuk organik cair yang bahan dasarnya dari limbah yang mudah kami temukan dilingkungan sekitar sehingga lebih berguna dan meningkatkan nilai ekonomis.

Tim UNS ini meraih medali emas dan penghargaan khusus dari negara Sri Lanka.

"Sri Lanka memberikan special award kepada dua tim, dan salah satunya kami," ujar Panji.

Ia memaparkan, timnya bersaing dengan ratusan tim lain dari berbagai negara seperti Malaysia, Sri Lanka, Vietnam, hingga Polandia.

Setelah dinyatakan lolos pendaftaran produk ke WINTEX, lanjut Panji, timnya melakukan persiapan berbulan-bulan sebelum mengikuti kompetisi ini.

"Mulai percobaan pembuatan produk hingga pengujian kepada tanaman," tutur dia.

Persiapan pembuatan dimulai dari mengumpulkan bahan-bahan yang akan dipakai.

Selanjutnya, bahan-bahan berupa limbah difermentasi dengan minimal waktu 7 hari hingga terbentuk pupuk yang diinginkan.

Pembuatan produk berhasil setelah dua kali percobaan.

Percobaan pertama gagal dikarenakan wadah yang digunakan terlalu kecil, sehingga botol mengeras dan penuh gas. Alhasil, semua pupuk tumpah.

Selanjutnya, pada percobaan kedua digunakan wadah yang lebih besar dan pembuatan pupuk berhasil.

"Untuk pupuk ini baru diuji coba kan pada tanaman hortikultura, dan belum diuji pada tanaman pangan," papar Panji.

Ke depan, produk tersebut diharapkan dapat dipasarkan, dengan mengkaji harga produk agar dapat dijangkau oleh petani-petani kecil maupun strategi pemasarannya agar dapat bersaing dengan produk sejenisnya di pasaran.

"Kami juga berharap produk tersebut mendapatkan paten dari UNS. Selama kompetisi kemarin kami mendapat bimbingan dan dukungan penuh dari Bapak Raden Kunto Adi, S.P., M.P. selaku Kepala Prodi D3 Agribisnis juga Admin Prodi dan Sekolah Vokasi UNS," jelas Taufiek.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/14/163000365/3-mahasiswa-uns-sabet-medali-emas-kompetisi-inovator-muda-dunia

Terkini Lainnya

Penyebab Pesawat Alami Turbulensi seperti Singapore Airlines

Penyebab Pesawat Alami Turbulensi seperti Singapore Airlines

Tren
Cerita Penumpang Singapore Airlines Saat Turbulensi, Tanpa Peringatan dan Penumpang Terlempar dari Kursi

Cerita Penumpang Singapore Airlines Saat Turbulensi, Tanpa Peringatan dan Penumpang Terlempar dari Kursi

Tren
Jadwal Lengkap Piala AFF 2024 dan Pembagian Grupnya

Jadwal Lengkap Piala AFF 2024 dan Pembagian Grupnya

Tren
Dapat Uang Sobek, Bisakah Ditukar Baru di Bank? Berikut Ini Syaratnya

Dapat Uang Sobek, Bisakah Ditukar Baru di Bank? Berikut Ini Syaratnya

Tren
Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik yang Berlaku Juni 2024

Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik yang Berlaku Juni 2024

Tren
Cara Mengatasi Masalah Sulit Buang Air Besar pada Kucing Peliharaan

Cara Mengatasi Masalah Sulit Buang Air Besar pada Kucing Peliharaan

Tren
Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Tengah 2024, Simak Syaratnya

Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Tengah 2024, Simak Syaratnya

Tren
Mengenal UKT dan Aturannya di Permendikbud Ristek Nomor 2 Tahun 2024

Mengenal UKT dan Aturannya di Permendikbud Ristek Nomor 2 Tahun 2024

Tren
Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus 'Study Tour' SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Kronologi Kecelakaan Bus "Study Tour" SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Tren
6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

Tren
Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Tren
Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Tren
Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Tren
Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke