Organisasi ini menonjolkan diri sebagai organisasi pemuda, tetapi masih bersifat Jawasentris.
Hal itu terlihat dari tujuan Tri Koro Dharmo, yakni mencapai Jawa Raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok, bahkan awalnya hanya menerima pelajar dari Jawa dan Madura.
Sebagai mana disebutkan, tokoh pendiri Tri Koro Dharmo adalah Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Soenardi Djaksodipoero.
Tri Koro Dharmo diketuai oleh Satiman Wirjosandjojo, didampingi Wongsonegoro sebagai wakilnya.
Baca juga: Mengapa Belanda Mendirikan STOVIA pada Awal Abad ke-20?
Anggota-anggota pertama dari Tri Koro Dharmo terdiri dari pelajar STOVIA, Kweekschool (Sekolah Guru), dan Koningin Wilhelmina School (KWS).
Pada perkembangannya, berdiri cabang Tri Koro Dharmo di Surabaya dan di Bogor.
Pengurus Tri Koro Dharmo kemudian mengumumkan bahwa keanggotaan yang terbatas ini hanyalah bersifat sementara.
Selanjutnya pada kongres pertama Tri Koro Dharmo pada 12 Juni 1918, organisasi ini resmi berubah nama menjadi Jong Java.
Referensi: