Pengenalan imsakiyah tersebut dimulai dari kemajuan dalam seni penulisan dan penerbitan yang terjadi di Mesir pada masa itu.
Imsakiyah pertama kali diterbitkan dalam sebuah media bernama Bulaq dan disebut Imsakiyah Wali Al-Nu’man.
Jadwal imsakiyah dicetak pada selembaran kertas warna kuning dengan ukuran 27 x 17 cm.
Imsakiyah Wali Al-Nu’man meliputi informasi tentang hari pertama Ramadan, jadwal waktu salat dan waktu berbuka puasa setiap harinya menurut kalender Arab, dan menampilkan informasi tentang Muhammad Ali Pasha, Gubernur Mesir yang bertugas pada masa Ottoman, tepatnya antara 1805-1848.
Jadwal imsakiyah tersebut didistribusikan ke semua kantor pemerintahan dan disebarkan secara luas kepada seluruh pegawai perusahaan.
Baca juga: 7 Keistimewaan Bulan Ramadan
Antara tahun 1920 sampai 1940, jadwal imsakiyah sering kali digunakan untuk beberapa kepentingan. Salah satu contohnya sebagai media promosi atau iklan.
Pada awalnya, jadwal imsakiyah digunakan sebagai alat promosi oleh percetakan Patung Renaisans Mesir, yang pada saat itu dimiliki oleh Mahmoud Khalil Ibrahim.
Pada 1945, pengusaha Yahudi bernama Daoud Adas juga menggunakan jadwal imsakiyah sebagai elemen dekoratif di tokonya selama bulan Ramadan.
Seiring berjalannya waktu, jadwal imsakiyah mulai memuat informasi yang jauh lebih lengkap, seperti memuat informasi mengenai jadwal puasa harian, ayat-ayat Al Quran, doa, bacaan pagi dan sore, hingga informasi tentang zakat fitrah.
Jadwal imsakiyah yang memuat informasi salat lima waktu, waktu dimulainya puasa, dan jam berbuka puasa, juga beredar setiap bulan Ramadan di Indonesia.
Jadwal imsakiyah, yang kini tidak hanya beredar dalam bentuk lembaran kertas tetapi juga di media digital, merupakan hal yang sangat penting karena sangat membantu dalam menjalani ibadah puasa Ramadan.
Baca juga: Apakah di Bulan Ramadan Boleh Berperang?
Di sisi lain, kata imsak sendiri dimaknai sedikit berbeda oleh umat Islam Indonesia.
Imsak secara bahasa berarti menahan diri, atau awal mula waktu puasa yang terhitung sejak terbit fajar atau waktu subuh.
Pengertian tersebut berbeda dengan pemaknaan istilah imsak oleh umat Islam di Indonesia, yang mengartikan waktu imsak jatuh sekitar 10 menit sebelum azan subuh.
Kendati demikian, mengutip NU Online, bukan berarti waktu imsak di Indonesia salah kaprah. Hanya saja, kata imsak tidak diartikan oleh masyarakat secara harfiah, tetapi secara idiomatis seperti yang lazim dipahami.