Pada masa pemerintahan Idris II, Dinasti Idrisiyah mengalami perkembangan pesat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pembangunan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam sebuah pemerintahan, seperti Kota Fez, istana, masjid, percetakan uang, dan saluran air.
Karena keseriusannya dalam membangun infrastruktur kota dan perangkat pendukungnya, Idris II disebut sebagai pendiri sebenanya Dinasti Idrisiyah oleh para ahli.
Baca juga: 3 Dinasti Besar Peradaban Islam
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Idris, Dinasti Idrisiyah telah terbagi menjadi delapan wilayah yang dipimpin oleh delapan bersaudara.
Selama berada di bawah kepemimpinan Muhammad bin Idris, Dinasti Idrisiyah berada dalam ketenangan.
Ketelah Muhammad bin Idris wafat, sang putra, Ali, menggantikan posisinya sebagai raja dan tidak begitu banyak perubahan terjadi.
Konflik antar keluarga serta masalah penggulingan kekuasaan hingga kemerosotan terjadi pada masa pemimpin selanjutnya, yakni Yahya II.
Pada masa pemerintahan Muhammmad Al-Muntashir, terjadi perpecahan di beberapa daerah kekuasaan Dinasti Idrisiyah.
Banyaknya konflik membuat melemahkan pertahanan Dinasti Idrisiyah sehingga rentan akan serangan dari luar.
Serangan serius datang dari kelompok Khawarij Rustamiyah di Aljazair bagian barat.
Baca juga: Golongan Khawarij: Sejarah, Ajaran, dan Sekte
Meskipun serangan tersebut dapat diatasi, terdapat bahaya lain yang mengancam Dinasti Idrisiyah, seperti munculnya dinasti baru dengan kekuatan lebih besar, yaitu Fatimiyah.
Pada akhirnya, kekuatan Dinasti Idrisiyah melemah dan mengakibatkan kekalahan dan jatuhnya kekuasaan ke tangan Dinasti Fatimiyah pada 985 M.
Referensi: