KOMPAS.com - Masa pemerintahan Kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berlangsung dari tahun 750 hingga 1258, membawa umat Islam mencapai puncak kejayaan di berbagai bidang.
Salah satu pencapaian terbesar Dinasti Abbasiyah adalah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Daulah Abbasiyah dapat terwujud berkat perhatian yang besar dari khalifah dan para pejabat pemerintahan.
Salah satu ilmu yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah adalah ilmu tafsir.
Bagaimana perkembangan ilmu tafsir pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan
Ilmu tafsir adalah ilmu yang mengkaji tentang keterangan atau penjelasan ayat-ayat Al Quran agar arti serta maksudnya lebih mudah dipahami.
Pada awal masa Dinasti Abbasiyah, ilmu tafsir masih menjadi bagian dari ilmu hadis.
Seiring waktu, tafsir Al Quran mulai dibukukan secara terpisah dari kitab hadis oleh para ahli tafsir atau mufassirin.
Pada masa Dinasti Abbasiyah berkembang dua aliran ilmu tafsir yang terus digunakan hingga sekarang.
Dua aliran tafsir yang dimaksud yaitu:
Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah
Salah satu ilmuwan yang menekuni tafsir pada masa Dinasti Abbasiyah adalah Ibnu Jarir ath-Thabari atau lebih dikenal sebagai Ath-Thabari.
Ath-Thabari adalah seorang sejarawan, pemikir, dan ahli tafsir dari Persia yang hidup antara tahun 838-923.
Semasa hidup, Ath-Thabari belajar di berbagai daerah, seperti Bagdad, Syam, Basra, Kufah, hingga Mesir.
Ia kemudian melahirkan karya yang sangat terkenal di bidang tafsir Al Quran, yakni Tafsir ath-Thabari.
Kitab tafsir tersebut sering digunakan sebagai sumber atau rujukan bagi pemikir dan mahasiswa muslim setelahnya.
Baca juga: Ath-Thabari, Ahli Tafsir yang Memilih Membujang
Berikut ini tokoh ahli tafsir beserta karyanya di masa Bani Abbasiyah.