Anggaran Dasar Sarekat Islam yang diubah pada 1912, memperluas cakupan dan tujuan organisasi ini, di antaranya:
Keanggotaan Sarekat Islam meningkat dengan cepat karena perluasan keanggotaan dalam waktu relatif singkat.
Selain itu, mobilisasi publik tumbuh secara substansial selama masa jabatan Haji Oemar Said Tjokroaminoto sebagai ketua Sarekat Islam, sebuah periode ketika bentuk politik baru nasionalisme terbentuk.
Pembatasan-pembatasan juga ditawarkan oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto, perintis organisasi politik nasionalis pada saat itu.
Untuk membuat Volksraad menjadi badan yang lebih representatif dalam pembuatan undang-undang, Sarekat Islam menyerukan pembentukan dewan-dewan daerah dan perluasan kekuasaan hukumnya.
Kemudian, hukum syariah juga menyerukan diakhirinya kerja paksa dan sistem perjalanan izin.
Baca juga: Oemar Said Tjokroaminoto: Kehidupan, Peran, dan Gerakan Islam
Sarekat Islam juga menyerukan penghapusan pembatasan agama yang membatasi kemampuan gerakan ini untuk menyebar.
Untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki hak sama, Sarekat Islam menyerukan sistem hukum yang sama serta pemisahan antara lembaga yudikatif dan eksekutif.
Untuk memenuhi kebutuhan massa, partai ini juga berusaha untuk meningkatkan pertanian dan praktik agraria.
Salah satunya dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan monopoli yang terlibat dalam penyediaan layanan dan barang-barang kebutuhan pokok.
Selain itu, Sarekat Islam juga menuntut dihapuskannya particuliere landerijen, yaitu bisnis yang dikendalikan oleh para pemilik tanah.
Selain itu, penghapusan pekerja anak, pembangunan poliklinik gratis, pelarangan candu dan minuman keras, perjudian, serta pelacuran juga menjadi tuntutan Sarekat Islam.
Referensi: