Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Kompas.com - 06/12/2023, 18:14 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sarekat Islam adalah salah satu organisasi yang pertama kali lahir di Indonesia.

Dulunya, organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911.

Dalam perkembangannya, Sarekat Islam telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Akan tetapi, di tengah kejayaannya itu, Sarekat Islam harus terpecah menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Merah (SI Merah) dan Sarekat Islam Putih (SI Putih).

Lalu, mengapa Sarekat Islam terbagi menjadi dua?

Baca juga: Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan

Masuknya paham komunis

Sarekat Islam terbagi menjadi dua, yaitu SI Merah dan SI Putih, karena adanya perpecahan yang terjadi akibat berbagai faktor.

Salah satu faktor utamanya adalah adanya agitasi dari golongan komunis yang masuk ke dalam tubuh Sarekat Islam, yang menyebabkan pecahnya organisasi tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agitasi berarti hasutan kepada banyak orang yang biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis tertentu.

Dalam peristiwa ini, tokoh yang melakukan praktik agitasi adalah Henk Sneevliet.

Henk Sneevliet merupakan tokoh komunis asal Belanda yang aktif dalam gerakan komunisme di Hindia Belanda.

Baca juga: Henk Sneevliet, Pembawa Komunisme ke Indonesia

Sewaktu tinggal di Hindia Belanda pada 1912, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang menjadi cikal bakal lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1914 di Surabaya, Jawa Timur.

Salah satu misi Sneevliet dalam mendirikan ISDV adalah untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.

Supaya misinya tersebut tercapai, Sneevliet menyebarkan paham komunisme lewat organisasi buruh kereta api di Semarang dan lewat organisasi Sarekat Islam, organisasi besar di Indonesia saat itu.

Sneevliet menyebarkan pemahamannya kepada sejumlah anggota SI, yaitu Semaun, Alimin, Darsono, dan sejumlah tokoh SI lainnya.

Sejak bertemu dengan Sneevliet, Semaun pun tertarik mengenai paham komunisme.

Baca juga: Oemar Said Tjokroaminoto: Kehidupan, Peran, dan Gerakan Islam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com