KOMPAS.com - Sarekat Islam adalah organisasi politik yang didirikan pada awal abad ke-20.
Dalam sejarahnya, organisasi ini telah memiliki cukup banyak massa dan mengalami perkembangan yang pesat semasa masih berlangsung.
Akan tetapi, setelah 1929, terjadi agitasi dari para golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi Sarekat Islam, yang kemudian menyebabkan Sarekat Islam terpecah menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Merah (SI Merah) dan Sarekat Islam Putih (SI Putih).
Lantas, siapa saja tokoh Sarekat Islam Merah?
Baca juga: Bentuk Perjuangan Sarekat Islam
Ada tiga tokoh Sarekat Islam Merah, yaitu:
SI Merah sendiri berhaluan kiri yang kegiatannya berpusat di Semarang, Jawa Tengah, dan dipimpin oleh Semaun.
Semaun pertama kali mengenal konsep komunisme dari Henk Sneevliet.
Henk Sneevliet lebih dulu mendirikan organisasi komunis pada 1914 yang bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV).
Misi Sneevliet sendiri adalah untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.
Salah satu cara agar misinya dapat berjalan adalah dengan menyebarkan paham komunisme lewat organisasi buruh kereta api di Semarang.
Baca juga: Mengapa Sarekat Dagang Islam Diubah Menjadi Sarekat Islam?
Tidak hanya itu, Sneevliet juga menyebarkan pahamnya lewat organisasi Sarekat Islam, yang merupakan organisasi besar di Indonesia saat itu.
Sneevliet menyebarkan paham komunisnya lewat Semaun, Alimin, Darsono, dan sejumlah tokoh SI lainnya.
Setelah mendengar penjelasan tentang paham komunisme dari Sneevliet, Semaun merasa tertarik.
Segera setelah itu, Semaun menjadi sekretaris ISDV di Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian pada 1917, Semaun bertemu dengan tokoh SI lainnya, yaitu Darsono yang kemudian ikut bergabung bersamanya.