Merespons tanda itu, sang masinis, yaitu Charles Parker pun segera mematikan mesin uap dan memulai penerapan rem udara darurat.
Namun sayangnya, tindakan ini tidak mampu menghentikan laju kereta yang sudah terlalu cepat.
Alhasil, lokomotif, tender, dan lima gerbong kelas dua tercebur ke dalam sungai.
Sementara itu, gerbong kelas satu terhuyung-huyung di tepi jembatan sebelum sambungannya ke bagian kereta lainnya putus dan juga terguling ke dalam sungai.
Dalam insiden ini, sebanyak 151 orang tewas, termasuk sang masinis, Parker, 148 penumpang kelas dua, dan satu penumpang kelas satu.
Referensi: