Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bejana Perunggu: Lokasi Penemuan dan Fungsinya

Kompas.com - 30/11/2023, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Bejana perunggu merupakan benda peningalan Zaman Logam, khususnya Zaman Perunggu.

Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti keranjang untuk tempat ikan yang diikatkan di pinggang di kala orang mencari ikan.

Bejana perunggu umumnya terbuat dari dua lempengan perunggu yang cembung, yang dilekatkan dengan pucuk besi pada sisi-sisinya.

Lantas, di mana daerah penemuan bejana perunggu dan apa fungsinya?

Baca juga: Hasil Kebudayaan Zaman Logam

Lokasi penemuan bejana perunggu

Fungsi bejana perunggu adalah sebagai perlengkapan kegiatan atau ritual keagamaan dan sebagai tempat minum.

Di Indonesia, bejana perunggu ditemukan di Sumatera dan Madura saja.

Bejana yang ditemukan di wilayah Sumatera, tepatnya di Kerinci, memiliki panjang 50,8 cm dan lebar 37 cm.

Bagian leher bejana yang dihias dengan pola huruf J dan anyaman sebagian sudah hilang.

Pola hias lain yang ditemukan pada bejana ini adalah pola tumpal dan huruf S.

Di Sampang, Madura, pernah ditemukan bejana perunggu dengan tinggi 90 cm dan lebar 54 cm.

Baca juga: Zaman Perunggu di Indonesia: Ciri-ciri dan Hasil Kebudayaan

Hiasan pada bagian leher bejana ini terbagi atas tiga ruang, yaitu:

  • Ruang pertama yang berisi lima buah tumpal berderet dan di dalamnya terdapat gambar burung merak
  • Ruang kedua yang berisi pola huruf J yang disusun berselang-seling tegak dan terbalik
  • Ruang ketiga yang juga berisi pola tumpal berderet sebanyak empat buah

Pada bagian badan bejana ini dihias dengan pola hias spiral yang utuh dan terpotong, dan sepanjang tepinya dihias dengan tumpal.

Sepasang pegangannya dihias dengan pola tali. Uniknya, bejana perunggu yang ditemukan di Madura ini mirip dengan yang ditemukan di Phnom Penh, Kamboja.

Pada 1987, seorang warga di Kabupaten Lampung Tengah menemukan sebuah bejana perunggu di samping rumahnya.

Sayangnya, bejana ini telah raib diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Padahal, menurut cerita pegawai Museum Negeri Lampung yang pernah melihatnya, bejana tersebut baik bentuk, ukuran, dan pola hiasnya sama dengan bejana perunggu dari Phnom Penh.

Baca juga: Kapak Perunggu: Fungsi, Jenis, dan Persebarannya

Pada 1988, sebuah bejana perunggu dengan ukuran lebih kecil ditemukan lagi di area yang sama.

Bejana berukuran panjang 63 cm dan lebar bagian mulutnya 16,5 cm tersebut memiliki pola hias berupa tumpal, pilin, jaring, dan huruf J.

Bejana perunggu ini sekarang disimpan di Museum Negeri Lampung.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com