KEKUASAAN memang begitu menyilaukan dan memiliki daya pikat luar biasa bagi pemegangnya. Bahkan kekuasaan juga dikatakan mampu mengubah karakter seseorang.
Bagaimana bisa?
Ada pepatah mengatakan, “bila ingin melihat karakter sesungguhnya dari seseorang, berilah ia kekuasaan!”
Ungkapan ini bisa jadi salah satu rujukan yang bisa kita gunakan untuk mempelajari karakter manusia dalam kaitannya dengan kekuasaan.
Di samping itu, dalam sepanjang catatan sejarah di berbagai belahan dunia, isu seputar kekuasaan beserta efek yang ditimbulkannya sudah menjadi topik sentral dalam kehidupan manusia sejak dulu.
Secara umum, kekuasaan dapat diartikan sebagai kewenangan, wibawa, karisma atau kekuatan fisik yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menguasai individu atau kelompok lainnya.
Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai peluang atau sarana bagi individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri, bahkan sekalipun harus menghadapi perlawanan dari kekuatan eksternal dalam hubungan sosialnya.
Sementara itu, Niccolo Machiavelli mengatakan bahwa kekuasaan merupakan otonomi tersendiri yang terbebas dari moralitas.
Artinya moralitas dilihat sebagai entitas yang berdiri sendiri dan merupakan bagian dari strategi kekuasaan, yang tidak selamanya terkait dengan persoalan ‘baik’ dan ‘buruk’, namun bersifat realistik dan obyektif serta tidak universal.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak jarang pemimpin yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan merasa dirinya berhasil akan rela melakukan cara apapun untuk melanggengkan kekuasaannya, sekalipun dengan jalan kecurangan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.