BKOMPAS.com - Konflik etnis Rohingya dan Myanmar sudah terjadi sejak abad ke-18, ketika Inggris datang dan menjadikan Myanmar sebagai sekutu mereka.
Konflik etnis Rohingya-Myanmar merujuk pada kelompok Muslim minoritas Rohingya yang berada di Myanmar.
Sejak 1982, ketiadaan status kewarganegaraan mereka menyebabkan etnis Rohingya tidak berada dalam perlindungan suatu negara dan mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah Myanmar
Konflik yang masih terus terjadi sampai saat ini pun menarik perhatian sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.
Lalu, apa peran Indonesia dalam konflik etnis Rohingya dan Myanmar?
Baca juga: Mengapa Rohingya Dibenci di Myanmar?
Upaya pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan permasalahan etnis Rohingya di Myanmar adalah dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan upaya diplomatik.
Secara berkala, Indonesia memberi bantuan yang bersifat darurat, seperti tenda dan sarana prasarana.
Adapun sarana prasarana yang diberikan adalah:
Selain itu, Indonesia juga memberikan bantuan diplomatik dengan cara mempertemukan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Dalam pertemuan itu, Menlu RI mengutarakan empat usulan solusi atau disebut Formula 4+1, yaitu mengembalikan keamanan dan stabilitas, penahanan diri secara optimal dan tidak melibatkan kekerasan, melindungi semua warga Rohingya di Rakhine tanpa pandang bulu, dan membuka akses bantuan ke Rohingya.
Lebih lanjut, pada 2019, Presiden Joko Widodo dengan ASEAN telah melakukan penandatanganan dokumen yang berisi terkait bantuan anggaran dari RI sejumlah Rp 7,5 miliar dengan perantara sekretariat ASEAN terhadap Rohingya.
Baca juga: Dampak Krisis Rohingya bagi Bangladesh
Bentuk dukungan lain Indonesia terhadap Rohingya adalah menerima kedatangan mereka di Aceh.
Menurut data terakhir, yaitu Minggu (8/1/2023), sebanyak 184 kelompok Rohingya terdampar di perairan Aceh, tepatnya di Pantai Kuala Gigieng Lamnga, Kabupaten Aceh Besar.
Terdamparnya kelompok Rohingya di Aceh bukan kali pertama terjadi.
Rohingya pertama kali mendarat di Aceh pada 2011.
Sejak saat itu, gelombang kelompok Rohingya terus berdatangan hingga awal 2023.
Tercatat, mereka sudah belasan kali datang ke Aceh dengan total penumpang mencapai 1.802 orang sejak 2011 hingga 2023.
Referensi: