Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Cobo di Tidore

Kompas.com - 24/10/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Benteng Cobo terletak di Kelurahan Jiko Cobo, Kecamatan Tidore Timur, Pulau Tidore.

Benteng ini dibangun oleh bangsa Spanyol dan penduduk setempat pada abad ke-17.

Berikut ini sejarah Benteng Cobo di Pulau Tidore.

Baca juga: Sejarah Benteng Barnaveld, Didirikan Portugis Lalu Direnovasi Belanda

Sejarah Benteng Cobo

Bangsa Spanyol membangun beberapa benteng di Tidore, salah satunya Benteng Cobo.

Benteng Cobo atau Tjsobbe didirikan oleh orang-orang Spanyol bersama orang-orang Tidore pada 1637.

Secara geografis, lokasi benteng ini berada atas perbukitan di sisi utara Pulau Tidore, sehingga dapat memantau perairan di sekitarnya dengan jelas.

Dari titik ini, dapat dipantau juga Benteng Oranje di Pulau Ternate milik Belanda, serta kapal-kapal yang melintas di perairan antara Tidore dan Halmahera.

Tidak lama setelah membangun benteng ini, orang-orang Spanyol sempat pergi begitu saja. Namun, mereka kembali lagi pada 1640.

Pada 1644, bangsa Spanyol meninggalkan benteng-benteng mereka di Kepulauan Maluku dan menarik diri ke Filipina.

Setelah itu, orang-orang Ternate menduduki benteng-benteng yang dibangun Spanyol, termasukk Benteng Cobo.

Namun, penguasaan mereka tidak bertahan lama, karena VOC menuntut pembongkaran benteng.

Baca juga: Benteng Dodinga, Si Penjaga Tapal Batas

Setelah dilakukan negosiasi pada 1666, terbit kesepakatan bahwa benteng Cobo diserahkan kepada Sultan.

Sultan kemudian memanfaatkan Benteng Cobo sebagai barak untuk orang Eropa yang menjadi pengawalnya.

Pada tahun 1700, Benteng Cobo mulai ditinggalkan dan tidak diurus lagi.

Pada 1928, sisa-sisa bangunan yang terlihat hanyalah gerbang, gudang mesiu, bagian dari bastion, dan beberapa area dinding bangunan.

Setelah itu, kondisi Benteng Cobo semakin tidak terawat dan sebagian besar menjadi tertutup tanah.

Pada 2007, sebagian besar bukit dan benteng terkena penggalian untuk pembangunan jalan.

Balai Pelestarian Kebudayaan sempat melakukan ekskavasi pada 2022, tetapi hanya pada permukaan benteng.

Dari ekskavasi tersebut, ditemukan adanya tanda-tanda sebuah ruangan dan gerbang masuk.

Akan tetapi, masih diperlukan ekskavasi lebih lanjut pada Benteng Cobo untuk membuktikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com