KOMPAS.com - Secara harfiah, Hamas adalah sebuah akronim dari organisasi politik dan militer yang bernama lengkap Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah.
Sederhananya, Hamas adalah sebuah partai politik di Palestina yang didirikan pada 1987.
Kelompok Hamas diketahui telah memerintah lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Akan tetapi, kelompok Hamas lebih terkenal karena perlawanan bersenjatanya terhadap Israel.
Pada Sabtu (7/10/2023), kelompok Hamas melancarkan serangan mendadak besar-besaran di Israel Selatan.
Lantas, siapa sebenarnya kelompok Hamas?
Baca juga: Sejarah Jalur Gaza, Medan Tempur Israel dan Palestina
Hamas didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina yang menjadi aktivis di cabang lokal Ikhwanul Muslimin.
Yassin mendirikan Hamas sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Gaza pada Desember 1987, setelah pecahnya perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.
Secara garis besar, tujuan pembentukan Hamas adalah memerdekakan Palestina dan melawan proyek Zionis.
Menurut Hamas, Palestina tidak berhak dijajah sedikit pun. Selain itu, Hamas juga mendukung pendirian negara berdaulat Palestina berdasarkan batas wilayah tahun 1967.
Untuk mencapai tujuan itu, Hamas bersedia mengerahkan berbagai cara, termasuk perlawanan bersenjata.
Sejak pemilihan umum tahun 2006, Hamas telah berhasil menguasai 74 kursi dari 132 DPE Palestina.
Secara teori, Hamas telah menjadi partai pemerintah, tetapi tidak mendapat dukungan dari negara internasional.
Artinya, Hamas memerintah di Jalur Gaza secara de facto.
Hamas memiliki sejumlah badan kepemimpinan yang menjalankan berbagai fungsi politik, militer, dan sosial.
Saat ini, yang menjabat sebagai pimpinan politik adalah Ismail Haniyeh.
Haniyeh beroperasi dari Doha, Qatar, sejak 2020.
Sementara itu, untuk urusan sehari-hari di Gaza diawasi oleh Yahya Sinwar, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala sayap militer Hamas.
Namun, ia sempat ditahan selama 22 tahun di penjara Israel karena mendalangi penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel.
Lebih lanjut, sayap militer Hamas dipimpin oleh Marwan Issa dan Mohammad Deif.
Baca juga: Mengapa Hamas Menyerang Israel?
Hamas diketahui telah menjadi otoritas de facto di Gaza tidak lama setelah Israel menarik diri dari wilayah tersebut pada 2005.
Kemudian, sejak pemilihan umum 2006, Hamas berhasil menguasai 74 kursi dari 132 DPR Palestina.
Secara teori, Hamas telah menjadi partai politik, tetapi tidak didukung oleh negara-negara internasional dan Israel.
Artinya, Hamas memerintah secara de facto di Gaza.
Pada Sabtu (7/10/2023), Hamas melemparkan serangan ke Israel.
Kelompok Hamas diketahui melepaskan sebanyak 5.000 roket dan senjata di 22 lokasi di luar Jalur Gaza.
Adapun alasan Hamas serang Israel adalah sebagai bentuk respons atas kekejaman yang dirasakan rakyat Palestina selama beberapa tahun ke belakang.
Selain itu, Komandan Militer Hamas Mohammad Deif mengungkapkan bahwa serangan ini merupakan bentuk tanggapan atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun.
Serangan Hamas ke Israel diketahui telah menewaskan sedikitnya 250 orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.