Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembantaian PKI 1965, Hari-hari Kelam Pasca-G30S

Kompas.com - 02/10/2023, 16:18 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Konon, jasad mereka dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang sudah dipersiapkan di dekat sungai itu.

Baca juga: Dugaan Keterlibatan Inggris dalam Pembantaian PKI di Indonesia

Pembantaian PKI di Bali

Operasi pembantaian PKI di Bali dimulai pada 7 Desember 1965.

Saat itu, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang dipimpin oleh Mayor Djasmin mendarat di Bali.

Akan tetapi, disebutkan bahwa sebelum RPKAD datang ke Bali, situasi di Pulau Dewata itu sudah tegang.

Sebab, gerombolan antikomunis menyerang dan membakar habis rumah-rumah anggota PKI.

Lalu, beberapa anggota PKI juga ditangkap, sedangkan sebagian lainnya menyerahkan diri ke polisi untuk mendapat perlindungan.

Sesampainya RPKAD di Bali, target pertama jatuh pada salah satu donatur Central Daerah Besar PKI Bali, yaitu I Gede Poeger.

I Gede Poeger bersama beberapa pemimpin PKI di Bali dieksekusi pada 16 Desember 1965.

Disebutkan bahwa I Gede Poeger dieksekusi dengan ditusuk menggunakan pisau dan kepalanya ditembak.

Kala itu, pasukan RPKAD diperkirakan telah membunuh sekitar 30 orang PKI di Bali.

Baca juga: Dugaan Keterlibatan Inggris dalam Pembantaian PKI di Indonesia

Jumlah korban

Sejak Oktober 1965 hingga pertengahan tahun 1966, diperkirakan sekitar satu setengah juta anggota PKI dan organisasi yang berafiliasi dengannya dibunuh.

Lalu, sekitar satu juta orang lainnya ditahan tanpa pernah diadili.

Kendati begitu, jumlah korban tewas yang akurat dan terverifikasi masih belum diketahui sampai saat ini.

Sebelum pembunuhan selesai, Angkatan Darat Indonesia memperkirakan korban tewas sebanyak 78.500, sedangkan PKI memperkirakan angkanya mencapai dua juta orang.

Lalu, pada 1966, seorang sejarawan kebangsaan Anglo-Irlandia, yaitu Benedict Anderson, menetapkan jumlah korban tewas sebanyak 200.000 jiwa.

Kemudian, pada 1985, ia menyimpulkan bahwa total 500.000 hingga 1 juta orang telah terbunuh.

Penangkapan dan pemenjaraan pun terus berlanjut selama sepuluh tahun setelah pembersihan.

Menurut laporan Amnesty International tahun 1977, satu juta kader PKI dan orang lain yang teridentifikasi simpatisan PKI ditahan.

Dari hasil penyelidikan Komnas HAM, sekitar 32.774 orang diketahui hilang dan beberapa tempat diketahui menjadi lokasi pembantaian para korban.

Sementara itu, beberapa riset menyatakan bahwa korban mencapai lebih dari 2 juta orang.

Tidak hanya korban, keluarga korban juga turut mengalami diskriminasi karena dituduh sebagai keluarga PKI.

Selain harus kehilangan pekerjaan, banyak juga di antara mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah, dikucilkan dari lingkungan, hingga kesulitan mendapat pekerjaan.

Pada 2008, Komnas HAM membentuk Tim Penyelidikan Pro Justisia untuk menganalisis peristiwa pembunuhan massal 1965.

Setelah sekitar empat tahun bekerja, Komnas HAM telah memeriksa sebanyak 349 saksi korban dan berkunjung ke tempat-tempat yang diduga menjadi tempat penahanan.

Lalu, pada 23 Juli 2012 lalu, Tim Penyelidik Pro Justisia Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya dan menyatakan terdapat dugaan pelanggaran HAM berat dalam peristiwa pembunuhan PKI 1965.

 

Referensi:

  • Taum, Yoseph Tapi. (2015). Sastra dan Politik, Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
  • Cribb, Robert. (2009). Pembantaian di Indonesia. Century of Genocide: Essays and Eyewitness Accounts.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com