Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mitos dan Pamali dalam Budaya Masyarakat Sunda

Kompas.com - 22/09/2023, 18:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Mitos dan pamali senantiasa tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, tidak terkecuali di Jawa Barat.

Keberadaan mitos dan pamali bertujuan melanjutkan dan menstabilkan nilai kebudayaan.

Kemudian, mitos dan pamali diyakini sebagai pedoman hidup yang tidak boleh dilanggar dalam masyarakat.

Cerita mitos kerap dipercayai masyarakat, sedangkan berbagai pantangan dalam pamali sengaja dihindari demi menjaga kedamaian lingkungan.

Meski banyak dipercaya, terkadang mitos dan pamali terdengar tidak wajar, bahkan sulit untuk dipahami menggunakan akal pikiran.

Berikut ini penjelasan mitos dan pamali dalam budaya masyarakat Sunda.

Mitos

Mitos diartikan sebagai sebuah cerita yang memiliki sifat simbolik dan mengisahkan rangkaian cerita secara nyata maupun imajiner.

Mitos merupakan cerita yang berkaitan tokoh-tokoh dan kepercayaan yang bermuatan budaya masyarakat setempat.

Contoh mitos yang paling terkenal dalam kepercayaan orang Sunda, yaitu Sosok Prabu Siliwangi.

Baca juga: Prabu Siliwangi, Raja yang Terkenal dari Kerajaan Pajajaran

Prabu Siliwangi adalah Raja Pajajaran, tokoh legendaris berdarah biru.

Ia digambarkan berwajah tampan, gagah berani, serta seorang pemimpin yang adil dan bijaksana.

Masyarakat meyakini ia memiliki kekuatan gaib dan tidak dapat meninggal dunia.

Bahkan, kalaupun meninggal dunia, hanya raga Prabu Siliwangi yang menghilang (ngahiang).

Sementara itu, rohnya tetap hidup dalam bentuk maung lodaya (harimau) dan berada di wilayah Sunda.

Prabu Siliwangi dipercaya akan melindungi dan membantu masyarakat Sunda dari musibah.

Cerita ini secara terus menerus diwariskan kepada antar generasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Sampai sekarang, sosok Prabu Siliwangi dapat ditemukan dalam folklore masyarakat.

Pamali

Adapun Pamali adalah istilah yang digunakan untuk pantangan dalam masyarakat Sunda.

Pamali senantiasa hadir menjadi ciri khas budaya masyarakat Sunda.

Pamali memiliki makna dalam bahasa Sunda yang serupa dengan pantrayangan serta panyaraman yang berarti pantangan.

Baca juga: Suku Sunda: Asal-usul, Ciri Khas, dan Budaya

Pamali berarti aturan tidak tertulis berupa larangan yang harus ditaati.

Dalam masayarakat Sunda, Pamali meliputi hampir seluruh siklus kehidupan, mulai dari dalam kandungan hingga dewasa.

Berikut beberapa pamali dalam masyarakat Sunda:

Pamali berkaitan dengan perilaku kurang baik.

  • Teu meunang maehan ucing. Sato kameumeut kangjeng Nabi. (Jangan membunuh kucing karena kucing merupakan hewan kesayangan Nabi).
  • Teu meunang sare sareupna bisi hese rejeki. (Jangan tidur menjelang maghrib nanti susah rejeki).
  • Teu meunang ulin wanci maghrib bisi dirawu sandekala. (Jangan bermain waktu maghrib nanti dibawa hantu).

Baca juga: 4 Mitos Malam 1 Suro

Pamali bagi perempuan yang belum menikah.

  • Ulah diuk dina lawang panto/bangbarung bisi nongtot jodo. (Jangan duduk di depan pintu nanti sulit jodoh).
  • Ulah nincak nyiru bisi remen labuh hareupeun mitoha. (Jangan menginjak nyiru nanti sering jatuh di depan mertua).
  • Ulah dahar dina coet bisi menangkeun aki-aki. (Jangan makan memakai cobek nanti berjodoh dengan kakek-kakek).

 

Referensi :

  • Asep Ruhimat, d. (2011). Ensiklopedia Kearifan Lokal Pulau Jawa. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com