Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tome Pires, Penulis Buku Suma Oriental

Kompas.com - 13/09/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Tome Pires adalah seorang apoteker, diplomat, dan penulis berkebangsaan Portugis.

Pada 1512, Tome Pires sempat ditugaskan ke pelabuhan di Malaka, pasca-direbut oleh Portugis.

Selama tinggal di Malaka, Tome Pires menulis buku Suma Oriental yang mengatakan bahwa Asia tanahnya sangat subur dan iklimnya baik.

Buku tersebut kemudian menjadi catatan penting pada awal penjajahan Eropa sekitar awal abad ke-16.

Baca juga: Bagaimana Kerajaan Samudera Pasai Menurut Tome Pires?

Awal kehidupan

Tome Pires lahir di Lisboa, Portugal, sekitar tahun 1465.

Sayangnya, sangat minim informasi yang mengulas tentang Tome Pires.

Namun, sejumlah catatan sejarah menjelaskan bahwa Tome Pires memiliki seorang saudara laki-laki bernama Joao Fernandes dan seorang saudara perempuan bernama Isabel Fernandes.

Ayahnya adalah seorang apoteker dari seorang raja bernama Raja João II dari Portugal.

Pekerjaan sang ayah sebagai apoteker pun turun ke Tome Pires. Ia juga menjadi seorang apoteker untuk Pangeran Alfonso.

Lalu, pada 1511, Tome Pires sempat ditugaskan ke Malaka sebagai kepala akuntan pemerintah kolonial di sana.

Baca juga: Siapa yang Berhasil Mengusir Portugis dari Malaka?

Menulis Suma Oriental

Semasa hidup, Tome Pires sempat melakukan perjalanan ke sejumlah negara, salah satunya Melayu-Indonesia.

Sepanjang perjalanannya di Melayu-Indonesia, ia menulis sebuah buku yang menjelaskan tentang kondisi di Asia.

Buku itu diberi judul Suma Oriental que trarata do Mar Roxo até aos Chins atau Kisah Timur, Dari Laut Merah hingga China.

Tome Pires menulis buku Suma Oriental ini sewaktu berada di Malaka tahun 1512 hingga 1515.

Apabila dilihat lebih rinci, Suma Oriental berisi tentang informasi tentang kehidupan di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara pada abad ke-16.

Buku Suma Oriental ini terdiri dari enam jilid, di mana dua jilid berisi tentang wilayah antara Mesir dan Malabar, dan sisanya berisi mengenai informasi tentang wilayah Bengali, Indochina, Malaysia, Indonesia, China, dan Jepang.

Tentang Indonesia, buku Suma Oriental memuat informasi mengenai Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang keadaan perdagangan maritim di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok pada abad ke-16.

Baca juga: Teori Penyebaran Islam Menurut Tome Pires

Menggagas teori penyebaran Islam

Dalam buku Suma Oriental, Tome Pires juga menuliskan tentang teori penyebaran agama Islam di Nusantara.

Tome Pires mengaitkan adanya hubungan antara perdagangan dengan Islam.

Perkembangan Islam dari awal abad ke-13 hingga awal abad ke-16 berawal dari bagian utara Sumatera yang kemudian menyebar hingga ke Indonesia Timur.

Selama menghabiskan waktu di Malaka sejak 1512 hingga 1515, Tome Pires berpendapat bahwa sebagian besar raja-raja Sumatera beragama Islam.

Mulai dari Aceh disebelah utara hingga daerah pesisir Timur Palembang para penguasanya beragama Islam.

Kemudian di Kalimantan, Pires melaporkan bahwa Brunei memiliki seorang raja yang beragama Islam.

Menjelaskan kondisi Kerajaan Samudera Pasai

Informasi mengenai Kerajaan Samudera Pasai juga tercatat dalam Suma Oriental.

Tentang Kerajaan Samudera Pasai, Tome Pires menyebutkan ibu kota kerajaan ini adalah Pase, tetapi beberapa orang lebih akrab menyebutnya Camotora (merujuk pada kata Samudera).

Berdasarkan catatan Tome Pires, lokasi kerajaan ini berada di pinggir Selat Malaka sehingga mudah terekspos dan menjalin hubungan dagang dengan dunia internasional.

Adapun barang komoditas yang diperdagangkan oleh Kerajaan Samudera Pasai adalah lada, sutra, kapur barus, dan emas.

Tome Pires mencatat ekspor lada bisa mencapai 8.000-10.000 bahar per tahun atau sekitar 2.800- 3.500 ton.

Alat pembayarannya sendiri menggunakan ceiti, mata uang dari timah yang memuat nama raja yang memerintah.

Selain itu, Tome Pires menyatakan bahwa setiap kapal barang dari Barat yang melewati Kerajaan Samudera Pasai ditarik pajak sesuai jenis kapal atau jung.

Baca juga: Mengapa Kerajaan Samudera Pasai Menjadi Pusat Perdagangan?

Akhir hidup

Setelah masa tugasnya selesai di Malaka, Tome Pires sempat singgah di Tiongkok, tepatnya di daerah Jiangsu.

Konon, ada yang menyebutkan bahwa Tome Pires wafat sewaktu bertugas di Tiongkok karena sebuah penyakit pada 1524.

Lalu, sejarawan lain mengatakan Tome Pires kemungkinan besar dieksekusi oleh Tiongkok pada 1524.

Namun, ada juga yang menyatakan Tome Pires masih hidup sampai tahun 1540 di Jiangsu, Tiongkok.

Sampai saat ini, tanggal kematian Tome Pires masih diperdebatkan.

 

Referensi:

  • Ricklefs, M.C. (1991). Sejarah Indonesia Modern Sejak c. 1300 (edisi ke-2). London: MacMillan.
  • Cortesao, Armando. (1944). The Suma Oriental of Tome Pires Volume I. London: Printed for The Hakluyt Society.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com