Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta 2004

Kompas.com - 08/09/2023, 22:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 9 September 2004, terjadi peristiwa pengeboman Kedubes Australia yang dilakukan oleh sekelompok teroris.

Peristiwa yang juga dikenal sebagai Bom Kuningan ini telah menewaskan sekitar 9 orang dan 150 orang lainnya mengalami luka-luka.

Lalu, bagaimana kronologi Pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta?

Baca juga: Proyek Manhattan, Program Rahasia di Balik Bom Hiroshima dan Nagasaki

Kronologi

Pada 9 September 2004 pagi hari, tepatnya sekitar pukul 10.30, sebuah mobil yang terparkir di depan kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta meledak secara tiba-tiba.

Menurut kesaksian setempat, setelah bom itu meledak, sejumlah bagian tubuh dan beberapa potong tulang manusia terlihat terlempar ke jalanan.

Sebanyak sembilan orang tewas dalam peristiwa ini, dan kesembilan orang itu merupakan orang Indonesia, termasuk penjaga yang sedang berpatroli di luar gedung kedubes.

Kemudian, ada seorang anak kecil berkebangsaan Australia yang mengalami luka serius akibat ledakan bom itu.

Sebab, peristiwa pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta ini merupakan aksi pengeboman ketiga di Indonesia dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

Baca juga: Mengapa Ilmuwan Menciptakan Bom Atom?

Tersangka pelaku pengeboman

Perdana Menteri Australia, John Howard menyalahkan Jemaah Islamiyah atas peristiwa mengenaskan ini.

Sebab, apabila dilihat dari dampak ledakannya, bom ini mirip seperti ledakan bom yang terjadi di Bali pada Oktober 2002 silam, yang dilakukan oleh sekelompok teroris bernama Jemaah Islamiyah.

Menurut Kapolres Jenderal Dai Bachtiar, kemungkinan serangan bom ini diorganisir oleh salah satu pembuat bom paling terampil di dalam kelompok itu, yakni Azahari Husin.

Setelah melakukan investigasi lebih lanjut, pihak kepolisian menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah Rois, Ahmad Hasan, Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah.

Namun, menurut keterangan polisi saat itu, keempat tersangka ini bukan merupakan pelaku utama.

Diduga dalang di balik peristiwa pengeboman Kedubes Australia di Jakarta adalah teroris kelas kakap berkebangsaan Malaysia, yaitu Dr Azahari Husin dan Noordin M Top.

Selain itu, salah satu tersangka, yaitu Rois, juga mengungkapkan bahwa pengeboman Kedubes Australia ini merupakan ide dari Azahari yang disampaikan pada Agustus 2004.

Rois sendiri ditugaskan untuk menyiapkan mobil dan rumah kontrakan untuk merakit bom.

Selain itu, Rois bersama Heri Golun dan Jabir, teroris lainnya membeli mobil Daihatsu Zebra berwarna putih tahun 1990 dengan boks alumunium.

Lebih lanjut, pada 11 Agustus 2004, Rois memberi uang kepada Heri Golun sebesar Rp 4 juta untuk membeli berbagai bahan peledak berupa potasium dan belerang.

Lalu, pada 17 Agustus 2004, atas perintah Noordin M Top, Rois menanyakan kepada Heri mengenai kesediaan untuk melakukan bom bunuh diri.

Heri pun menyanggupi bom bunuh diri tersebut. Pada 20 Agustus 2004, Heri membuat surat wasiat untuk diserahkan kepada istrinya.

Selanjutnya, setelah melakukan sejumlah survei di sekitar Kuningan, Rois bersama Noording berangkat dari kontrakan di Cikende menuju Cikampek dengan menggunakan mobil Suzuki Carry sewaan berwarna hijau pada 8 September 2004.

Sementara itu, Heri berangkat menuju ke Kedubes Australia sembari membawa bom bunuh diri, yang ia ledakkan pada 9 September 2004.

Baca juga: Pengeboman MacDonald House: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Rois dan Ahmad Hasan dijatuhi hukuman mati

Pada 13 September 2005, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan pidana mati kepada Rois dan Ahmad Hasan.

Sementara itu, Azahari tewas dalam baku tembak dengan personel Polres Kota Batu di vila kawasan Jalan Flamboyan Raya, Malang, Jawa Timur, pada November 2005.

Sementara itu, Noordin M Top juga tewas dalam penggerebekan selama tujuh jam di sebuah rumah di Jebres, Solo, Jawa Tengah, pada 17 September 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com