Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Kalingga dalam Catatan Dinasti Tang, Ada Perempuan Berbisa

Kompas.com - 24/08/2023, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Kalingga atau Kerajaan Holing berdiri di pesisi utara Jawa Tengah sejak abad ke-7.

Kerajaan Kalingga memiliki ratu sangat terkenal, yang dipanggil sebagai Ratu Shima atau Sima.

Salah satu sumber yang memaparkan kondisi Kerajaan Kalingga pada masa pemerintahan Ratu Shima adalah catatan-catatan China dari masa Dinasti Tang (618-907).

Apa isi catatan Dinasti Tang tentang Kerajaan Kalingga?

Baca juga: Kerajaan Kalingga: Raja-raja, Kehidupan Politik, dan Peninggalan

Penduduk Kalingga makan dengan tangan saja

Berita China pertama yang menyebut Holing atau Ho-ling berasal dari tahun 640.

Banyak hal menarik tentang Holing yang diungkap, mulai dari cara makan penduduknya, hingga keberadaan perempuan berbisa.

Ho-ling yang disebut juga She-p'o, terletak di laut selatan. Di sebelah timurnya terdapat P'o-li (Bali) dan di sebelah baratnya terletak To-p'o-teng (Semenanjung Melayu/Sumatera).

Disebutkan bahwa tembok kota dibuat dari tonggak-tonggak kayu. Raja tinggal di sebuah bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan ia duduk di atas bangku yang terbuat dari gading.

Dari catatan Dinasti Tang diketahui bahwa penduduk Holing makan dengan tangan saja, tanpa menggunakan sendok atau sumpit.

Baca juga: 5 Peninggalan Kerajaan Kalingga

Penduduknya sudah mengenal tulisan, tetapi hanya sedikit tahu tentang ilmu perbintangan.

Salah satu hal menarik sekaligus mengundang pertanyaan para sejarawan adalah keberadaan perempuan berbisa.

Di Ho-ling banyak perempuan berbisa, apabila orang mengadakan hubungan kelamin dengan perempuan-perempuan itu, ia akan luka-luka bernanah dan akan mati, tetapi mayatnya tidak membusuk.

Sebagian sejarawan mengartikan catatan tersebut sebagai indikasi adanya praktik prostitusi di wilayah Kerajaan Kalingga dan pekerja seks komersial (PSK) yang telah terjangkit penyakit menular seksual.

Selain itu, disebutkan bahwa Kerajaan Holing amat makmur, dengan hasil alam berupa emas, perak, cula badak, gading, kulit penyu, serta ada daerah penghasil air garam.

Penduduknya juga bisa membuat minuman keras dari bunga kelapa (bunga aren) yang rasanya amat manis, tetapi orang sangat cepat mabuk dibuatnya.

Baca juga: Ratu Shima, Raja Wanita di Kerajaan Kalingga

Cara Ratu Shima menjalankan pemerintahan

Pada masa raja Ho-ling yang disebut Chen-kuan (627-649), kerajaan ini mengirim upeti ke kaisar China.

Utusan dari Ho-ling datang lagi pada tahun 666, 767, dan 768.

Ratu Shima memegang tampuk kekuasaan Kerajaan Kalingga pada tahun 674 hingga 695.

Dalam catatan Dinasti Tang disebut bahwa pada tahun 674, rakyat kerajaan menobatkan seorang perempuan sebagai ratu, yaitu Ratu Hsi-mo (Ratu Shima).

Bagaimana Ratu Shima menjalankan pemerintahan di kerajaannya menurut tercatat cukup lengkap dalam kronik Dinasti Tang.

Pemerintahan Ratu Shima meskipun keras tetapi sangat adil. Bahkan barang yang jatuh di jalan tidak ada yang berani menyentuh.

Baca juga: Sejarah Pemerintahan Ratu Shima di Kerajaan Kalingga

Bukti sejarah dari kekaisaran China bahwa pada masa Dinasti Tang terdapat kelompok Ta-shih yang akan menyerang kerajaan Ratu Shima.

Ta-shih adalah sebutan untuk orang Arab dalam catatan-catatan China.

Suatu ketika, raja orang-orang Ta-shih mengirim pundi-pundi berupa emas untuk diletakkan di jalan di negeri Ratu Hsi-mo.

Setiap orang yang melewatinya menyingkir, sampai tiga tahun lamanya pundi-pundi itu tdak tersentuh.

Suatu ketika, putra mahkota tidak sengaja menginjaknya hingga membuat ratu marah dan memerintahkan untuk menjalankan hukuman mati.

Para menteri memohon pengampunan bagi putra mahkota karena ketidaksengajaannya.

Setelah mempertimbangkan hal itu, Ratu Shima memerintahkan untuk memotong kaki putra mahkota karena kakinya tetap bersalah.

Baca juga: Hubungan antara Kerajaan Tarumanegara dan Kalingga

Karena dibujuk lagi oleh para menteri, Ratu Shima hanya memerintahkan untuk memotong jari-jari putra mahkota, sebagai peringatan bagi seluruh penduduk kerajaan.

Mendengar cerita itu, raja Ta-shih takut dan mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ratu Shima.

Pada masa pemerintahan Ratu Shima, telah ada pendeta agama Buddha yang masyhur bernama Yoh-na-p'o-to-lo atau Jnanabhadra.

Ia membantu seorang pendeta China, Hwi-ning (664-666), dalam menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari Bahasa Sanskerta ke dalam Bahasa China.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com