KOMPAS.com - Mikhail Gorbachev adalah pemimpin terakhir Uni Soviet sejak 1985 hingga 1991.
Selama berkuasa atas Uni Soviet, Gorbachev menerapkan sebuah kebijakan yang disebut Glasnost dan Perestroika.
Tujuan Gorbachev menerapkan kebijakan itu adalah untuk memperbaiki Uni Soviet.
Namun, pada akhirnya, kebijakan inilah yang disebut-sebut menyebabkan Uni Soviet runtuh pada 1991.
Lantas, apa itu Glasnost dan Perestroika?
Baca juga: Kebijakan Mikhail Gorbachev
Glasnost adalah kebijakan keterbukaan pada semua bidang di institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi.
Dalam bahasa Rusia, Glasnost berarti keterbukaan dan transparansi.
Kebijakan Glasnost dilaksanakan sejak Mikhail Gorbachev masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet.
Kebijakan ini dicetuskan oleh Gorbachev sebagai tanggapan atas kemerosotan ekonomi dan politik yang terjadi di Uni Soviet saat itu.
Glasnost dibuat untuk mengurangi korupsi yang dilakukan oleh para pejabat yang mengelola pemerintahan Uni Soviet.
Di samping itu, Glasnost bertujuan untuk memerangi berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan oleh para pemegang kekuasaan di Partai Komunis maupun pemerintahan.
Disebutkan bahwa sejak Glasnost diterapkan, media Uni Soviet mulai berani memberitakan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara, baik di bidang ekonomi atau politik, yang sebelumnya selalu dirahasiakan oleh pemerintah.
Selain itu, Glasnost juga berdampak pada berkembangnya nasionalisme dan kebebasan masyarakat Uni Soviet.
Baca juga: Mengapa Glasnost dan Perestroika Menyebabkan Runtuhnya Uni Soviet?
Perestroika bertujuan untuk mereformasi birokrasi dan ekonomi Uni Soviet yang sedang mengalami kemerosotan.
Lewat kebijakan ini, pemerintah Uni Soviet berusaha untuk meningkatkan otonomi daerah.
Selain itu, tujuan Perestroika adalah untuk menyaingi Amerika Serikat dan Jepang, yang perkembangannya semakin pesat pada era 1970-an.
Perestroika dianggap sebagai awal mula gerakan demokrasi menuju reformasi di Uni Soviet.
Lebih lanjut, Perestroika juga bertujuan untuk memisahkan ideologi komunisme untuk pertama kalinya dan menuju realitas keterbukaan.
Namun, pada akhirnya, kebijakan Perestroika justru menuai perdebatan politik dan membuka jalan ekonomi kapitalisme baru.
Kebijakan Glasnost dan Perestroika yang diterapkan Mikhail Gorbachev justru membawa Uni Soviet ke dalam keruntuhan, karena menimbulkan oposisi dan munculnya sistem kapitalisme baru.
Referensi: