Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Pasukan Mongol Tidak ke Jawa, Mungkin Majapahit Tidak Pernah Ada

Kompas.com - 02/08/2023, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang berdiri di Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-16 adalah Majapahit.

Dalam sejarahnya, Majapahit dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dengan wilayah kekuasaan hampir mencakup seluruh Nusantara.

Apabila ditilik dari sejarah berdirinya, dapat dikatakan bahwa kemunculan Kerajaan Majapahit bisa jadi disebabkan oleh adanya Mongolia.

Mengapa demikian?

Baca juga: Serangan Mongol ke Jawa: Penyebab dan Kronologinya

Apa hubungan Mongolia dengan berdirinya Majapahit?

Sepanjang berdirinya Majapahit, kerajaan ini pernah terlibat dalam sebuah pertempuran melawan Mongolia.

Pertempuran antara Majapahit dan Mongolia diawali dengan berdirinya Kerajaan Singasari.

Sebelum Majapahit dibentuk, Singasari merupakan kerajaan terkuat yang ada di Jawa pada saat itu.

Bahkan Kerajaan Singasari berhasil menarik perhatian salah satu Dinasti Yuan dari China yang waktu itu dikuasai oleh Kubilai Khan.

Pada waktu itu, Kubilai Khan mengirim utusannya untuk menarik upeti Kerajaan Singasari pada 1289.

Kubilai Khan sudah beberapa kali mengirim utusan ke Pulau Jawa, yaitu pada 1280, 1281, dan 1286.

Namun bukan upeti yang mereka dapatkan, melainkan sebuah penolakan.

Bahkan, pihak Kerajaan Singasari menyiksa dan memotong telinga utusan Kubilai Khan yang terakhir.

Kondisi ini lantas membuat Kubilai Khan naik pitam dan mengirimkan ekspedisi besarnya ke Jawa.

Tujuan pengiriman ekspedisi ini adalah untuk menghukum Raja Jawa, yaitu Kertanegara.

Namun, sebelum pasukan Mongol tiba di Jawa, Raja Kertanegara lebih dulu terbunuh, yang pada akhirnya membuat Kerajaan Singasari runtuh pada 1292.

Adapun pembunuh Raja Kertanegara adalah Jayakatwang, seorang Adipati Kediri yang merasa kecewa terhadap Kertanegara.

Sepeninggalnya Kertanegara, takhta Kerajaan Singasari mengalami kekosongan, sehingga kemudian diambil alih oleh Jayakatwang.

Jayakatwang kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Kediri.

Selain itu, Jayakatwang juga mengasingkan keturunan Kertanegara, termasuk Raden Wijaya, menantu dari Kertanegara ke Pulau Madura.

Raden Wijaya yang menyimpan dendam terhadap Jayakatwang pun memutuskan mencari bantuan.

Bersamaan dengan niatnya itu, pasukan Mongol tiba di Jawa pada 1 Maret 1293.

Raden Wijaya kemudian menggunakan kesempatan emas itu untuk mengajak pasukan Mongol bekerja sama melawan Jayakatwang.

Tidak hanya itu, mereka juga turut dibantu oleh kerajaan-kerajaan kecil di Jawa yang juga tidak menyukai Jayakatwang.

Setelah dendamnya terhadap Jayakatwang terbalaskan, Raden Wijaya memutuskan mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293.

Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Baca juga: Jayakatwang, Pemberontak yang Mengakhiri Singasari

Kerajaan Majapahit menyerang pasukan Mongol

Setelah mengalahkan Jayakatwang pada 26 April 1293, Raden Wijaya meminta izin kepada pasukan Mongol untuk kembali ke Majapahit.

Namun, di tengah perjalanan, Raden Wijaya justru menghabisi pasukan Mongol yang sedang mengawal perjalanannya menuju Kerajaan Majapahit.

Setelah itu, Raden Wijaya kembali melakukan serangan terhadap pasukan Mongol di Kediri.

Dengan demikian, apabila pasukan Mongol tidak datang ke Jawa, maka bisa jadi Raden Wijaya tidak mendapat bantuan untuk menyerang Jayakatwang, sehingga Kerajaan Majapahit mungkin tidak akan pernah berdiri.

 

Referensi:

  • Saputro, Sutarto. (2019). Mengenal Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com