KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia yang didirikan oleh Raden Wijaya.
Kerajaan Majapahit, yang berdiri antara 1293 hingga sekitar tahun 1500, berpusat di daerah Mojokerto, Jawa Timur.
Dalam sejarah Indonesia, Majapahit dikenal sebagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berhasil menyatukan seluruh Nusantara.
Masa kejayaan Majapahit dicapai pada masa pemerintahan raja keempat, yakni Prabu Hayam Wuruk (1350-1389), yang didampingi oleh Patih Gajah Mada.
Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi perkembangan Kerajaan Majapahit?
Baca juga: 6 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Kondisi alam di sekitar Kerajaan Majapahit terbilang bagus, karena tanahnya sangat subur sehingga hasil pertaniannya melimpah.
Kerajaan Majapahit berlokasi di kawasan Sungai Brantas, dengan tanahnya yang subur dan mudah untuk digunakan bercocok tanam.
Kala itu, hasil utama dari pertanian Kerajaan Majapahit adalah padi, lada, cengkeh, pala, dan kapas.
Karena kondisi alam yang subur, bahkan Kerajaan Majapahit mampu memanen padi sebanyak dua kali dalam waktu satu tahun.
Selain padi, Kerajaan Majapahit juga memiliki komoditas lain, seperti semangka, kelapa, serta manggis.
Faktor utama yang membuat pertanian Majapahit bisa sangat maju ialah pemeliharaan dan perawatan sawah sekaligus ladang yang maksimal.
Baca juga: Candi-candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
Selain dukungan faktor alam, satu hal yang menyebabkan Majapahit menjadi kerajaan terbesar pada zamannya adalah sektor perdagangan yang maju.
Kerajaan Majapahit memanfaatkan aliran Sungai Brantas yang bermuara ke Laut Jawa untuk menghubungkan kawasan pedalaman dengan pesisir.
Salah satu pelabuhan yang terkenal saat itu adalah Pelabuhan Canggu, yang banyak disinggahi kapal untuk pergi ke Selat Madura.
Di Pelabuhan Canggu, aneka ragam hasil pertanian mulai dari beras hingga rempah-rempah yang berasal dari Maluku, serta kerajinan keramik dari India dan China, diperjualbelikan.