Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Politik Kerajaan Singasari

Kompas.com - 31/07/2023, 23:55 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Singasari berdiri di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur, dari tahun 1222 hingga 1292.

Meski masa pemerintahannya bagi sebuah kerajaan tergolong singkat, yakni 70 tahun, Kerajaan Singasari tercatat sebagai salah satu kerajaan berpengaruh dari masa Hindu-Buddha.

Pada masa keemasannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari mencakup Bali, Sunda, sebagian Kalimantan, dan sebagian Sumatera.

Kerajaan Singasari juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan lain di luar Nusantara.

Berikut politik yang diterapkan oleh Kerajaan Singasari.

Baca juga: Kerajaan Singasari: Letak, Silsilah, Kehidupan Sosial, dan Peninggalan

Kehidupan politik Kerajaan Singasari

Selama 70 tahun berdiri, raja yang memerintah Kerajaan Singasari menurut Kitab Negarakertagama ada empat.

Sedangkan Kitab Pararaton menyebut ada lima raja yang pernah duduk di singgasana Kerajaan Singasari.

Berikut daftar raja-raja Singasari versi Kitab Pararaton.

  • Ken Arok atau Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
  • Anusapati (1247 - 1249)
  • Tohjaya (1249 - 1250)
  • Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
  • Kertanagara (1272 - 1292)

Adapun daftar raja-raja Singasari versi Kitab Nagarakretagama adalah sebagai berikut.

  • Sri Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
  • Anusapati (1227 - 1248)
  • Wisnuwardhana (1248 - 1254)
  • Kertanagara (1254 - 1292)

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok, sosok dari kalangan rakyat jelata yang berhasil meruntuhkan Kerajaan Kediri.

Pada awanya, kehidupan politik Kerajaan Singasari diwarnai banyak intrik istana yang berkaitan dengan pembunuhan anggota kerajaan, bahkan rajanya.

Para raja Singasari terbunuh oleh satu pusaka yang sama, yakni keris Mpu Gandring.

Raja-raja Singasari yang tewas akibat Keris Mpu Gandring yaitu, Ken Arok, Anusapati, dan Tohjaya.

Kutukan keris Mpu Gandring berakhir pada masa Ranggawuni atau Wisnuwardhana.

Ketika Wisnuwardhana menjadi raja, keris Mpu Gandring dimusnahkan dengan cara dibuang ke dalam kawah gunung berapi.

Baca juga: Keris Mpu Gandring, Pusaka Pencabut Nyawa Penguasa Kerajaan Singasari

Pada masa Wisnuwardhana, pemerintahan Kerajaan Singasari mulai stabil dan akhirnya mencapai kejayaannya pada saat putranya, Kertanegara, menjadi raja.

Kertanegara adalah raja terakhir yang mengantarkan pada masa kejayaan Kerajaan Singasari.

Kehidupan politik yang dijalankan oleh Raja Kertanegara berfokus pada gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar Pulau Jawa, yang meliputi daerah seluruh dwipantara atau Nusantara.

Dengan kata lain, Raja Kertanegara ingin menyatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara di bawah payung kekuaaan Singasari.

Baca juga: Kertanegara, Pembawa Kejayaan dan Raja Terakhir Kerajaan Singasari

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, beberapa upaya politik luar negeri yang ditempuh Raja Kertanegara yaitu:

  • Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu
  • Perluasan wilayah ke seluruh Nusantara
  • Menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan lain di luar Nusantara
  • Memantapkan struktur pemerintahan

Sayangnya, kehidupan politik Kerajaan Singasari di masa Raja Kertanegara yang terlalu fokus pada politik luar negeri, dimanfaatkan oleh Jayakatwang untuk memberontak.

Jayakatwang adalah keturunan Raja Kertajaya, penguasa terakhir Kerajaan Kediri yang dikalahkan oleh Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari.

Saat tentara Singasari dikirim keluar daerah dalam rangka perluasan wilayah, Jayakatwang menyerang istana.

Raja Kertanegara tewas dalam serangan ini dan Kerajaan Singasari pun runtuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com