Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kopi di Indonesia

Kompas.com - 27/07/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Akibatnya, banyak perkebunan kopi arabika di dataran rendah mulai dialihkan ke tanaman lain, seperti kakao, karet, kopi robusta, dan kelapa.

Baca juga: Kopi Liberika, Kalah Jauh dari Arabika dan Robusta

Abad 19

Pada abad ke-19, Belanda untuk pertama kalinya memperkenalkan kopi arabika yang dikirim ke Takengon, Aceh.

Tanaman kopi tersebut pertama kali ditanam di sebelah utara Danau Laut Tawar yang diyakini terletak di sekitar Paya Tumpi.

Kemudian, Belanda mulai mengembangkan kawasan perkebunan lainnya yang dikelola sebagai tanaman komersial, seperti kentang, teh, dan getah pinus mercusi.

Tidak hanya itu saja, pemerintah kolonial Belanda juga mulai menerapkan kebijakan baru di kampung-kampung Gayo, Aceh.

Warga kampung Gayo yang sebelumnya bekerja menggunakan sistem pertanian tradisional pun mulai diperkenalkan dengan tanaman perkebunan modern.

Sejak tahun 1910-an, orang Gayo di Aceh Tengah mulai mengenal komoditas-komoditas baru, seperti perkebunan sawit dan karet.

Selain itu, Belanda juga membuka perkebunan kopi pertama seluas 100 hektar pada 1918 di kawasan Belang Gele (sekarang masuk wilayah Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah).

Dua tahun setelahnya, tahun 1920-an, muncul perkampungan baru masyarakat Gayo di sekitar perkebunan kopi milik Belanda.

Didorong dengan tumbuhnya tanaman kopi saat itu membuat rakyat Indonesia ingin memiliki perkebunan kopinya sendiri.

Oleh sebab itu, sepanjang tahun 1925 hingga 1930, rakyat Gayo mulai membuka lahan baru untuk perkebunan kopi milik rakyat.

Pada akhir tahun 1930-an, telah berdiri empat buah kampung baru di sekitar perkebunan kopi Belanda di Belang Gele, yaitu Kampung Belang Gele, Atu Gajah, Paya Sawi, dan Pantan Peseng.

Ketika Belanda memperkenalkan kopi ke daerah Gayo, barulah saat itu masyarakat Gayo mengenal Kopi Gayo sebagai salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penghasil buah.

Banyak bukti-bukti peninggalan sejarah yang menegaskan bahwa Belanda pernah mengembangkan kopi di Dataran Tinggi Gayo.

Bukti peninggalan sejarah tersebut berupa lahan perkebunan dan para pekerja perkebunan yang dibawa dari Pulau Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com