Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Winston Churchill, Pemimpin Perang dari Inggris

Kompas.com - 03/07/2023, 19:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Winston Churchill merupakan tokoh penting di balik kemenangan Inggris dalam Perang Dunia II.

Ia terlibat secara spesifik dalam pergolakan Perang Dunia II sebagai pemimpin perang Inggris dalam Blok Sekutu.

Ia adalah orang yang berada di balik strategi-strategi perang Inggris untuk menyelamatkan negaranya dari kekalahan.

Baca juga: Mengapa Inggris Ikut Terlibat dalam Perang Dunia I?

Biografi Winston Churchill

Winston Churchill lahir pada 30 November 1874, di Istana Blenheim, Oxfordshire, Inggris.

Ia dibesarkan oleh perawat bernama Everest.

Masa kecilnya banyak dihabiskan di asrama sekolah. Ia digolongkan dalam kelas anak yang kurang berprestasi.

Selama di asrama, Churchill kerap berkirim surat kepada ibundanya supaya ia dijenguk. Namun, permintaan itu jarang dikabulkan ibundanya.

Dalam beberapa catatan tentang masa sekolahnya, ia pernah menjawab soal ujian bahasa Latin hanya dengan menulis judul, nama, dan angka 1 di lembar jawabannya.

Pada masa sekolahnya, ia sering mendapat hukuman karena nilai-nilainya yang buruk, kecuali mata pelajaran sejarah. 

Ia memiliki riwayat akademik buruk sehingga ayahnya kemudian mengambil keputusan untuk memasukkannya ke dalam militer.

Dari situ, ia mulai tertarik lebih jauh dalam peperangan. Ketertarikan itu ia mulai dengan meliput proses perang kemerdekaan Kuba dari Spanyol.

Hasil liputannya tersebut menarik perhatian masyarakat luas dan semakin menggiring dirinya untuk terlibat aktif dunia kepenulisan hingga kemudian merambah juga ke dunia politik.

Baca juga: 10 Tokoh Penting Perang Dunia I

Menjadi perdana menteri

Di dunia politik, karier Churchill mengikuti pencalonan di Parlemen melalui Partai Konservatif pada 1899, tetapi ia kalah,

Namun, dalam tahun-tahun berikutnya, ia berhasil menduduki beberapa posisi, di antaranya menjadi perdana menteri Inggris periode 1940-1945.

Pada periode ini, ia berambisi besar untuk dapat mengalahkan Jerman dalam kemelut Perang Dunia II.

Dikutip dari Britannica, pada pidato pertamanya sebagai perdana menteri, ia mengatakan "Saya tidak punya apa-apa untuk dipersembahkan selain darah, kerja keras, air mata, dan keringat”.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II: Mengapa Terjadi dan Negara yang Terlibat

Peran di Perang Dunia II

Pada Perang Dunia, Jerman telah menguasai banyak wilayah di Eropa termasuk Norwegia, Perancis, dan sekitarnya sehingga kian mengancam Inggris.

Jerman kala itu memang memiliki kekuatan militer yang dahsyat sebagai pemenang Perang Dunia I.

Pada 1939, Inggris menyatakan perang kepada Jerman. Chamberlin sebagai Perdana Menteri Inggris kala itu menunjuk Churchill untuk memimpin armada laut.

Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1940, ia memegang kendali penuh atas strategi perang Inggris.

Strategi penting yang diambil oleh Churchill adalah merintis aliansi besar di Barat untuk bergabung menghancurkan Jerman.

Inggris menjalin hubungan dengan Amerika yang kala itu di bawah pimpinan Roosevelt, dalam pertemuan di Placentia Bay, Newfoundland. Pertemuan itu menghasilkan Piagam Atlantik.

Baca juga: Operasi Pembebasan Perancis pada Masa Perang Dunia II

Aliansi ini semakin dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi Soviet yang kala itu diserang mendadak oleh Jerman pada 1941.

Churchill kala itu mendeklarasikan pernyataan berisi "bahaya Soviet adalah bahaya kita" serta menjanjikan akan mengirim bantuan.

Deklarasi ini secara tidak langsung menghubungkan Soviet dan Amerika dalam suatu aliansi besar guna menghentikan Jerman di Perang Dunia II yang dibuktikannya dalam Operasi Pembebasan Perancis dari Jerman tahun 1944.

Churchill kala itu telah membawa Inggris dalam kemenangan pada Perang Dunia II melalui strategi yang dibangunnya.

Jerman kala itu benar-benar jatuh ketika Soviet berhasil mengepung Berlin pada 2 Mei 1945.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Uni Soviet (1991)

Menjadi perdana menteri lagi

Pada 1951, Churchill kembali memenangi kursi parlemen melalui partai barunya yang beraliran liberal.

Semasa kepemimpinannya di periode kedua, Churchill mencoba menggiring partai konservatif menuju ke arah liberal.

Beberapa kebijakannya pada masa ini adalah memberikan keluasan kepada pihak swasta dalam mengelola transportasi dalam negeri.

Selain itu, sebagai bentuk simbolis kecintaannya pada sejarah, ia mengembalikan tradisi lama Inggris dengan menobatkan Ratu Elisabeth II.

Masa kepemimpinan Churchill di periode kedua ini tidak berjalan mulus karena serangan stroke yang dideritanya semenjak 1953 sehingga membuat tubuh sebelah kirinya lumpuh.

Pada 15 Januari, strokenya semakin parah yang kemudian turut menjadi penyebab kematian Churchill pada 24 Januari 1965.

Baca juga: Pertempuran Berlin, Akhir Perang Dunia II di Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com