Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Presiden Turki dari Masa ke Masa

Kompas.com - 01/06/2023, 06:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebelum lahirnya Republik Turki yang dikenal saat ini, telah dulu ada sebuah kekuasaan Islam yang berdiri di Turki dan memegang peran penting dunia bernama Turki Utsmaniyah.

Namun, semakin berkembangya pengaruh pemahaman Barat, masyrakat Turki kemudian melakukan upaya revolusi monarki yang kemudian mendirikan sebuah negara republik.

Pendirian Republik Turki ini diinisiasi leluhur tokoh bernama Mustafa Kemal Ataturk yang merupakan presiden pertama Republik Turki tahun 1938.

Hingga saat ini, Turki masih berbentuk republik. Berikut riwayat tokoh yang menjadi presiden sejak pertama Republik Turki berdiri.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Turki Usmani

Mustafa Kemal Ataturk (1927-1938)

Kemal Ataturk mempelopori modernisasi pemerintahan di Turki sehingga ia dijuluki sebagai Bapak Republik Turki.

Masa pemerintahannya terhitung sejak tahun 1927 dan berakhir pada tahun 1938.

Mustafa Ismet Inonu (1938-1950)

Setelah wafatnya Mustafa Kemal Ataturk, tongkat kekuasaan dilanjutkan oleh Mustafa Ismet Inonu, yang tak lain adalah adalah kolaborator dan perdana menterinya Ataturk.

Pada masa pemerintahannya, ia menyelenggarakan pemilu bebas pertama di Turk. Namun kala itu partainya justru kalah dan ia digantikan oleh Celal Bayar.

Baca juga: Faktor Kemunduran Dinasti Turki

Mahmud Celal Bayar (1950-1960)

Mahmud Celal Bayar mulai naik tahta menjadi Presiden Turki tatkala pertainya, Democrat Party (DP), mengalah Republican People’s Party (RPP) pada pemilu 1950.

Semasa pemerintahannya, ia melibatkan Turki dalam mendukung Korea Selatan pada Perang Korea (1950-1953).

Atas keterlibatannya dalam perang tersebut, ia diberi penghargaan Legion of Merit oleh Presiden Amerika Serikat.

Cemal Gursel (1961 – 1966)

Cemal Gursel naik tahta menjadi Pesiden Turki tidak melalui upaya pemilihan umum, melainkan upaya kudeta Militer.

Setelah Perang Dunia II, militer Turki mulai melibatkan diri dalam perpolitikan di Republik Turki. Militer di bawah Cemal Gursel mengkudeta PM Adnan Menderes pada Mei 1960.

Gursel kemudian melanjutkan kekuasaan militer dan diangkat menjadi Presiden Turki pada tahun 1961. Pada tahun 1966, karena kesehatannya menurun, Cemal Gursel digantikan oleh Cevdet Sunay.

Baca juga: Revolusi Turki Muda: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Cevdet Sunay (1966 – 1973)

Sama halnya dengan presiden sebelumnya, Cevdet Sunay juga merupakan presiden dengan latar belakang militer.

Ia kala itu mengadopsi dasar-dasar politik yang tak jauh dengan presiden sebelumnya, yaitu haluan Kemalisme.

Pada masa kepemerintahannya, banyak terjadi aksi terorisme, kerusuhan mahasiswa, dan upaya-upaya kudeta atas kekuasaannya.

Fahri Koruturk (1973 – 1980)

Masih dari kalangan militer, Fahri Koruturk menjabat sebagai Presiden Turki sejak pengangkatannya oleh Majelis Agung Nasional Turki pada 6 April 1973.

Ia memimpin invasi Turki ke Siprus pada 20 Juli 1974.

Invasi ini dilakukan ketika Uskup Agung Makarios III dilengserkan oleh perwira Yunani yang memimpin Garda Nasional Siprus.

Baca juga: Faktor Berdirinya Turki Usmani, Berawal dari Sebuah Suku Bangsa

Kenan Evren (1982 – 1989)

Kenan Evren lahir pada 17 Juli 1917 dan wafat pada 9 Mei 2005. Ia menjabat Presiden Turki sejak tahun 1982 hingga 1989.

Evren adalah pemimpin utama gerakan kudeta militer yang menghancurkan demokrasi di Turki pada tahun 1980.

Dalam upaya kudeta tersebut, lebih dari 650.000 orang ditangkap, 50 orang dieksekusi, dan 250.000 lebih diadali dengan alasan politis. 

Turgut Ozal (1989 – 1993)

Pada masa kepemimpinannya yang singkat, Turgut Ozal banyak menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi, salah satunya merintis swastanisasi jalan di Turki.

Ia juga membuat Turki yang semakin dekat dengan Amerika. Bahkan ia sendiri mengakui bahwa Turki adalah "Amerika Kecil".

Di tengah masa kepemimpinannya, Ozal meninggal karena serangan jantung mendadak.

Süleyman Demirel (1993 – 2000)

Pada masa kepemimpinannya, Demirel mengusulkan Amandemen konstitusi yang memungkinkan dirinya menjabat dua periode pada tahun 2000.

Akan tetapi amandemen tersebut ditolak oleh Majlis Nasional Turki. Sebaliknya, Demirel malah tidak diperbolehkan lagi mencalonkan diri menjadi Presiden Turki.

Baca juga: Daftar Sultan Turki Usmani

Ahmet Necdet Sezer (2000 – 2007)

Pada masa kepemerintahannya, Sezer dikenal sebagai orang yang berintegritas, dan tidak banyak tingkah dalam artian politik.

Ia dikenal sangat sekluer. Juga kerap dianggap kurang berpengalaman.

Namun ia tidak seperti Demirel yang kerap melakukan perjalanan luar negeri. Sezer lebih memerhatikan urusan dalam negeri.

Abdullah Gul (2000 – 2014)

Selama dua periode pemerintahannya, Gul kerap dijegal tokoh-tokoh sekularisme Turki dan militer.

Kendati demikian, ia tetap memenangkan pemeilihan kedua berkat sikapnya yang mengesampingkan agama dan etnis.

Recep Tayyip Erdogan (2014 – sekarang)

Erdogan melakukan upaya Islamisasi di Turki melalui kebijakan politiknya.

Di antara kebijakannya adalah pelarangan minuman keras di wilayah Turki. Ia juga menerapkan upaya perlindungan terhadap kelompok seks minoritas semacam LGBT.

Selama masa kepemimpinannya, ia pernah mengalami upaya kudeta oleh kelompok militer Turki aliran Kemalisme pada tahun 2016 lalu. 

Baca juga: Runtuhnya Kejayaan Turki Utsmani hingga Dibubarkan pada 3 Maret 1924

Referensi:

  • Musthafa, A. K., & Purwati, H. (2022). Sejarah dan Tranformasi Politik Turki: Pergulatan Sekularisme dan Islamisme. Jurnal Tamaddun, 10(1).
  • https://www.britannica.com/
  • https://p2k.stekom.ac.id/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com