Namun, Portugis kerap menyebarkan agama Katolik melalui paksaan, yang memicu terjadinya konflik agama.
Campur tangan dalam urusan internal kerajaan menjadi salah satu faktor perlawanan Ternate terhadap Portugis.
Kepercayaan yang didapatkan bangsa Portugis dari Kerajaan Ternate ternyata perlahan-lahan disalahgunakan.
Baca juga: Arti Penting Kerajaan Ternate dalam Dunia Perdagangan pada Masa Lalu
Portugis diketahui sering ikut campur dalam urusan pemerintahan dan bertindak sewenang-wenang terhadap para sultan Ternate.
Sultan Tabariji adalah raja Ternate yang naik takhta pada 1533 berkat campur tangan Portugis.
Masa kekuasaan Sultan Tabariji pun hanya bertahan satu tahun karena hidupnya berada di bawah kendali Portugis.
Pada 1534, sultan yang kala itu baru berusia 15 tahun langsung diturunkan dari singgasananya karena dianggap melakukan pengkhianatan.
Pengkhianatan yang dimaksud adalah membiarkan Muslim Galela menyerbu Mamuya dan membunuh orang-orang yang baru saja dikristenkan oleh Portugis.
Setelah itu, Sultan Tabariji diasingkan hingga ke Goa di India dan akhirnya meninggal di Malaka dalam perjalanannya kembali ke Ternate pada 1545.
Baca juga: Tabariji, Sultan Ternate yang Dikendalikan Portugis
Pembunuhan Sultan Khairun menjadi penyebab perlawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis membesar.
Sultan Khairun (1535-1570) merupakan salah satu tokoh perlawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis.
Sejumlah masalah politik, ekonomi, dan sosial yang dialami rakyat Ternate mendorong Sultan Khairun untuk melawan Portugis.
Ketika kedudukannya terdesak, Portugis menangkap dan mengasingkan Sultan Khairun di sebuah benteng.
Penangkapan Sultan Khairun membuat kebencian rakyat terhadap Portugis semakin meluas hingga timbul kekacauan.
Untuk meredam amarah rakyat, Portugis membebaskan Sultan Khairun dan mengaku ingin berunding.
Namun, Sultan Khairun justru dikhianati dan dibunuh di Benteng Sao Paolo ketika memenuhi undangan untuk berunding.
Kemarahan luar biasa dari masyarakat Ternate memicu perlawanan lanjutan yang lebih besar di bawah pimpinan Sultan Baabullah, putra Sultan Khairun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.