Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rakyat Dayang Omeh

Kompas.com - 28/03/2023, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di Nagari Rambatan, Sumatera Barat, ada sebuah cerita rakyat yang dikenal dengan nama Dayang Omeh.

Dayang Omeh adalah seorang wanita cantik yang berasal dari keturunan keluarga kaya dan tidak suka keluar rumah.

Kebiasaan inilah yang membuat Dayang Omeh jarang bersosialisasi dengan masyarakat.

Akan tetapi, suatu hari, Dayang Omeh bertemu dengan seorang pemuda dan kemudian mereka saling jatuh hati.

Namun, nahasnya, sang pemuda harus kehilangan sang kekasih, yakni Dayang Omeh setelah jatuh sakit selama beberapa waktu.

Bagaimana cerita lengkap dari Dayang Omeh?

Baca juga: Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara tentang Orang Mawasangka

Kisah

Seorang pemuda bernama Incek Malin bertemu dengan Dayang Omeh. Ia berasal dari Nagari Sungai Tarab.

Incek Malin bekerja sebagai penangkap burung (mamukek buruang). 

Konon menurut cerita, suatu hari Incek tengah pergi menangkap burung ke daerah Pabalutan, tepatnya di Bukit Shaduali yang terletak di jorong Pabalutan, Nagari Rambatan, Sumatera Barat.

Sesampainya di Pabalutan, Incek Malin bertemu dengan seorang wanita cantik yang tengah bersantai di atas anjungan rumahnya.

Wanita yang dimaksud adalah Dayang Omeh.

Tidak lama setelahnya, Incek Malin kembali melanjutkan perjalanan menuju Bukit Shaduali untuk menangkap burung.

Sebab perjalanan menuju Bukit Shaduali harus melewati rumah Dayang Omeh, Incek Malin pun bisa bertemu dengan gadis cantik itu.

Karena kerap bertemu, akhirnya Incek Malin dan Dayang Omeh saling jatuh cinta.

Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, bahkan sempat berjanji akan sehidup semati selamanya.

Setelah beberapa lama menjalin hubungan, Dayang Omeh memutuskan untuk menceritakan hubungannya dengan Incek Malin kepada keluarganya.

Namun, ternyata, keluarga Dayang Omeh tidak merestui hubungannya dengan Incek Malin.

Sebab, Incek Malin berasal dari keluarga miskin yang hanya bekerja sebagai penangkap burung.

Keluarga Dayang Omeh pun melarang sang putri untuk bertemu dengan Incek Malin.

Sampai akhirnya, Dayang Omeh jatuh sakit.

Dalam sakitnya, Dayang Omeh berpesan kepada kedua orang tuanya, yaitu apabila ia meninggal, ia ingin jasadnya dimakamkan di Bukit Shaduali.

Tujuannya agar makamnya bisa terlihat dari Nagari Sungai Tarab, tempat Incek Malin tinggal.

Tidak lama setelah itu, Dayang Omeh meninggal dunia.

Sesuai amanatnya, jenazah Dayang Omeh pun dibawa ke puncak Bukit Shaduali untuk dimakamkan di sana.

Baca juga: Cerita Rakyat NTT tentang Asal Usul Nenek Moyang

Incek Malin yang melihat keramaian di Bukit Shaduali pun penasaran dan memutuskan untuk melihatnya.

Betapa terkejutnya Incek Malin bahwa ternyata sedang ada acara pemakaman jenazah Dayang Omeh, kekasih hatinya.

Melihat hal itu, Incek Malin merasa sangat terpukul dan sangat sedih.

Akhirnya, saat pemakaman dimulai, Incek Malin memilih turun ke dalam makam yang sudah dibuat sebelumnya dengan tujuan untuk ikut menyambut jenazah Dayang Omeh.

Sesaat setelah jenazah Dayang Omeh dimasukkan ke dalam liang kubur, Incek Malin tiba-tiba mencabut pisau yang selalu ia bawa.

Lalu, Incek Malin menusukkan pisau tersebut ke dadanya, sehingga ia ikut meninggal di dalam liang kubur tempat Dayang Omeh dimakamkan.

Setelah beberapa hari berlalu, tiba-tiba muncul sebuah batu nisan yang semakin lama semakin besar, bak sebuah pohon kayu yang sedang bertumbuh.

 

Referensi:

  • Kurnia, Febby Eka dan Roberto Monanda. (2015). Folklor Minangkabau: Mitos Batu-batu dan Cerita Rakyat di Luhak Nan Tuo. Padang: Suri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com