Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Perlawanan Pangeran Diponegoro

Kompas.com - 25/03/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro tercatat sebagai salah satu perang tersengit yang pernah dihadapi Belanda selama pendudukannya di Indonesia.

Perlawanan Pangeran Diponegoro dimulai pada 1825 dan berlangsung hingga 1830.

Peperangan yang berlangsung selama lima tahun akhirnya terhenti ketika Pangeran Diponegoro termakan tipu daya Belanda.

Pada Maret 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap setelah menanggapi permintaan Belanda untuk berdamai.

Lantas, bagaimana hasil perlawanan Pangeran Diponegoro?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Hasil perlawanan Pangeran Diponegoro

Alasan Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan termuat dalam memoar Pangeran Diponegoro dan analisis para sejarawan.

Secara umum, berikut ini beberapa penyebab Perang Diponegoro.

  • Campur tangan Belanda dalam kehidupan Keraton Yogyakarta
  • Beban ekonomi rakyat akibat pajak-pajak Belanda
  • Adanya pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan

Di samping itu, ada sebab khusus Perang Diponegoro, yakni pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo.

Karena sebab-sebab tersebut, Perang Diponegoro pecah pada 20 Juli 1825 di Yogyakarta, yang kemudian meluas hampir ke seluruh Pulau Jawa karena banyak yang mendukung Pangeran Diponegoro.

Baca juga: Siapakah Nama Asli Pangeran Diponegoro?

Pangeran Diponegoro memimpin sendiri pasukannya untuk melawan belanda secara gerilya.

Kemenangan demi kemenangan pun diraih oleh pasukan Pangeran Diponegoro.

Sebaliknya, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal de Kock terus mengalami kegagalan dalam melumpuhkan Pangeran Diponegoro.

Kegagalan Jenderal de Kock dalam menumpas pemberontakan Pangeran Diponegoro pun mendapat kritik dari para residen Belanda, karena sangat merugikan dari segi psikologis, politis, dan ekonomis.

Operasi Jenderal de Kock mulai membuahkan hasil setelah menerapkan strategi Benteng Stelsel dan memperdaya Pangeran Diponegoro.

Karena termakan bujukan Jenderal de Kock yang mengaku ingin berdamai, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan hingga akhir hayatnya di Benteng Rotterdam, Makassar.

Baca juga: Benteng Stelsel, Taktik Belanda untuk Kalahkan Pangeran Diponegoro

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com