Dampak Perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun begitu luar biasa, baik bagi Belanda maupun Indonesia.
Vlekke mencatat, hampir 15.000 serdadu tewas, di mana 8.000 di antaranya merupakan orang Eropa dan 7.000 lainnya adalah pasukan pribumi.
Di samping itu, terdapat 200.000 orang Jawa menjadi korban perang yang tewas karena penyakit dan kelaparan.
Kekalahan Pangeran Diponegoro menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa
Setelah Perang Diponegoro, raja dan bupati Jawa tunduk kepada Belanda, kecuali Bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III.
Selain itu, terdapat dampak positif Perang Diponegoro bagi bangsa Indonesia.
Baca juga: Gua Selarong, Persembunyian Pangeran Diponegoro
Hasil perlawanan Pangeran Diponegoro adalah terkurasnya kas Belanda karena digunakan untuk membiayai perang.
Selama lima tahun, Jenderal de Kock melakukan berbagai cara untuk mematahkan kekuatan Pangeran Diponegoro yang didukung oleh sekitar setengah juta orang di Jawa.
Biaya yang dikeluarkan untuk operasi-operasi yang dilancarkan Jenderal de Kock bahkan membuat Belanda mengalami krisis ekonomi.
Sayangnya, krisis yang dialami Belanda kembali berdampak pada penderitaan rakyat Indonesia.
Pasalnya, untuk mengembalikan kondisi keuangannya selepas krisis usai Perang Jawa, Belanda menerapkan kebijakan sistem tanam paksa, yang sangat menyengsarakan rakyat pribumi.
Referensi: