Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sahur, Berawal dari Kisah Sahabat Nabi yang Pingsan

Kompas.com - 24/03/2023, 02:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sesaat setelah kisah Qais sampai kepada Rasulullah, turun ayat Al Quran surat Al-Baqarah ayat 187.

Berikut bunyi penggalan surat Al-Baqarah ayat 187.

"... Dan makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu hingga (datang) malam,..." (Q.S Al-Baqarah [2]: 187)

Turunnya ayat tersebut membuat umat Islam tidak lagi kesulitan dalam menjalankan puasa, karena ketentuan-ketentuannya sangat jelas.

Baca juga: Nuzulul Quran: Pengertian, Sejarah, dan Keutamaannya

Apakah makan sahur itu wajib?

Seseorang yang hendak melaksanakan puasa Ramadan atau puasa sunah, disunahkan untuk makan sahur.

Meski hukumnya sunah, Rasulullah menganjurkan agar umat Muslim tidak meninggalkan makan sahur, karena di dalamnya terdapat keberkahan.

Rasulullah pernah bersabda, ”Sahurlah kalian karena di dalam sahur terdapat berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain, Nabi Muhammad juga bersabda, "Makan sahur merupakan keberkahan, maka jangan tinggalkan sekalipun hanya meneguk satu tegukan air."

Selain itu, makan sahur dapat membantu proses lancarnya puasa dan menjadi pembeda dari puasa umat terdahulu.

Baca juga: Asbabun Nuzul, Latar Belakang Turunnya Ayat Al Quran

Dari Amr bin Al Ash, Rasulullah bersabda, "Perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah makan sahur." (HR Muslim)

Hadis tersebut menyatakan bahwa makan sahur merupakan salah satu identitas umat Islam, yang membedakan antara puasa umat Nabi Muhammad dengan puasa orang-orang ahlul kitab terdahulu.

Syariat puasa memang telah disampaikan kepada ahlul kitab terdahulu, dengan kaifiyat sedikit berbeda.

Untuk waktu makan sahur, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Secara umum, makan sahur bisa dilakukan dari tengah malam berakhir hingga mendekati waktu subuh atau saat imsak.

Pada intinya, dianjurkan agar tidak makan sahur terlalu awal karena dikhawatirkan akan melewatkan salat subuh karena ketiduran.

 

Referensi:

  • Amru, Abu Maryam Kautsar. (2018). Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan. Tangerang Selatan: Kautsar Amru Publishing.
  • Usmani, Ahmad Rofi. (2005). Teladan Indah Rasulullah dalam Ibadah: 100 Kisah Penuntun Salat, Puasa, Zakat, dan Haji. Bandung: Penerbit Mizan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com