KOMPAS.com - Proses jatuhnya Indonesia ke tangan Jepang tergolong sangat singkat.
Pada Januari 1942, Jepang masuk ke Indonesia melalui Kalimantan dan dengan mudah mengalahkan pertahanan pasukan Belanda, yang dibantu oleh Sekutu.
Setelah Kalimantan, Jepang menyerbu Palembang dan datang ke Pulau Jawa.
Jakarta atau Batavia jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 5 Maret 1942.
Tiga hari kemudian, masa pendudukan Jepang di Indonesia resmi dimulai, setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Bagaimana proses jatuhnya Batavia ke tangan Jepang?
Baca juga: Pertempuran Laut Jawa: Latar Belakang, Pemimpin, dan Dampak
Setelah misi Jepang menguasai Kalimantan terlaksana di bulan Januari 1942, perhatiannya ditujukan ke Palembang.
Palembang, yang merupakan daerah sumber minyak, berhasil diduduki Jepang pada 16 Februari 1942.
Sekitar sepuluh hari kemudian, terjadi pertempuran laut terbesar di Indonesia antara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dan pasukan Sekutu di Laut Jawa.
Pertempuran dahsyat yang terjadi selama tujuh jam ini dimenangkan oleh Jepang.
Padahal pihak sekutu telah membentuk American-British-Dutch-Australian Command (ABDACOM), yang terdiri dari gabungan tentara Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan Australia.
Kemenangan Jepang dalam Pertempuran Laut Jawa membuat jalan untuk menguasai Pulau Jawa, terbuka lebar.
Pada 1 Maret 1942, pasukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mendarat di Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragan (Jawa Tengan).
Kekuatan Jepang tersebut memang khusus digunakan untuk merebut Pulau Jawa dari Belanda.
Baca juga: ABDACOM: Latar Belakang, Tujuan, Anggota, Tugas, dan Kegagalan
Pasukan Jepang yang mendarat di Banten dipimpin langsung oleh Panglima Tentara ke-16, Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.
Pendaratan Jepang sempat terganggu oleh dua kapal Sekutu, Houston dan Perth, yang berusaha kabur dari Tanjung Priok menuju Australia.
Pertemuan yang tidak sengaja itu menimbulkan peristiwa baku tembak, yang berhasil menenggelamkan kapal-kapal transpor Jepang.
Salah satu kapal yang tenggelam ditumpangi oleh Jenderal Imamura.
Jenderal Imamura menerjunkan diri ke laut dan akhirnya mendarat di pantai pesisir Teluk Banten.
Setelah pendaratan itu, ibu kota Batavia diumumkan sebagai kota terbuka, yang berarti tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda.
Baca juga: Hitoshi Shimizu, Ahli Propaganda Jepang yang Membantu Indonesia
Sejumlah pejabat tinggi pemerintah Belanda di Batavia diketahui telah mengungsi ke markas ABDACOM di Bandung, Jawa Barat, pasca-kemenangan Jepang dalam Pertempuran Laut Jawa pada akhir Februari.
Pada 5 Maret 1942, Batavia jatuh ke tangan Jepang dan tiga hari kemudian Belanda telah menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Perjanjian Kalijati yang ditandatangani di Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942, secara resmi menandai dimulainya pendudukan Jepang di Indonesia.
Setelah diusir Jepang dari Indonesia, Belanda mendirikan pemerintahan pelarian di Australia.
Referensi: