Dengan adanya kontrol sentral yang kuat, segala masalah pendidikan diputuskan oleh pegawai Belanda saja, tanpa koordinasi dengan masyarakat pribumi.
Baca juga: MULO, Sekolah Umum Zaman Hindia Belanda
Pada masa penjajahan, tidak ada perencanaan pendidikan yang sistematis untuk anak-anak pribumi.
Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis menyebabkan pemerintah mengadakan percobaan dengan berbagai macam sekolah, penyelenggaraan, dan penerimaan murid didasarkan atas kebutuhan pemerintah Belanda dalam tenaga kerja.
Hal ini terkadang membuat anak-anak pribumi terombang-ambing karena sistem pendidikan terus berubah.
Terdapat diskriminasi yang luar biasa dalam penyediaan pendidikan bagi anak-anak pribumi.
Kebijakan yang diskriminatif terjadi dalam berbagai bentuk dan tingkatan.
Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda
Belanda pada dasarnya menghambat lahirnya sekolah bagi pribumi yang setaraf dengan sekolah untuk keturunan bangsa Eropa.
Hal itu karena pendidikan pada zaman kolonial hadir bukan untuk mencerdaskan rakyat, tetapi demi kepentingan Belanda sendiri yang ingin menciptakan tenaga kerja yang dapat dibayar murah.
Di antara masyarakat pribumi pun masih terjadi diskriminasi, antara bangsawan, priayi, dan rakyat jelata.
Umumnya hanya golongan bangsawan dan priayi yang dapat bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi.
Referensi: